Menyelami dan Menghayati Makna Filosofi di Balik Jagad Pewayangan

Menyelami dan Menghayati Makna Filosofi di Balik Jagad Pewayangan

Jagad pewayangan atau wayang kulit merupakan seni budaya tradisional warisan leluhur khas Jawa. Keberadaan seni budaya adiluhung tersebut sangat di kenal di Indonesia maupun mancanegara. Wayang selain sebagai hiburan, ternyata juga memiliki kandungan filosofi yang sangat tinggi bagi kehidupan umat manusia.  Sebab di setiap pementasan wayang yang di gelar oleh seorang dalang akan menampilkan berbagai aneka tata kehidupan seperti yang terjadi di alam manusia.

KRT.Gunarto Gunotalijendro SH.MM.
K.R.T. Ki. H. Gunarto Gunotalijendro.SH.MM

“Dalam dunia pewayangan terkandung filosofinya yang memiliki makna wewayanganing ngaurip atau gambaran tata kehidupan di dunia nyata. Bahkan disetiap lakon wayang yang ditampilkan oleh para dalang justru akan memberikan gambaran secara jelas tata kehidupan manusia yang dibarengi dengan aneka tantangan dan berbagai macam permasalahan yang dihadapinya,” tutur tokoh budaya Nasional, KRT. Gunarto Gunatalijendro.SH.MM peraih penghargaan Prestisius Datuk Manggala Budaya (DMB).

Wayang  selain memiliki arti estetika, ternyata juga dapat memberikan nilai tafsir bagi tata kehidupan masyarakat, terutama di kalangan etnis Jawa.

Seperti yang diungkapkan oleh seorang sarjana Filsafat yang mendalalami tentang kebudayaan Jawa. Diungkapkannya, bahwa kebudayaan Jawa sangat erat sekali berhubungan dengan tata kehidupan masyarakat Jawa. Seperti di jagad pewayangan, di mana dalam setiap pementasannya akan selalu terlintas adanya pesan moral, adat istiadat, prilaku, budi pekerti, sikap sosial dan lain sebagainya.

Sementara makna filosofi yang terkandung di dalam seni budaya wayang kulit diantaranya adalah:

Wayang

Wayang biasanya dibuat dari bahan kulit kerbau yang di buat corak layaknya boneka. Wayang memiliki berbagai aneka jenis tokoh yang masing masing memiliki karakter yang berbeda beda, ada yang baik dan ada pula yang buruk, layaknya manusia yang hidup di alam nyata. Wayang, dalam kehidupannya digambarkan sebagai layaknya manusia. Gambaran sosok manusia yang memiliki sifat nafsu emosi, pandai, bodoh, baik, jahat, jahil dan sebagainya.

Dalang

Di setiap pagelaran wayang dipastikan ada dalang, sebab peranan seorang dalang di dalam dunia pewayangan adalah kunci yang akan mengendalikan semua alur cerita. Dalam kehidupan pewayangan, dalang diartikan sebagai Tuhan yang akan mengatur semua skenario kehidupan wayang, sifatnya, baik, buruk, dan kematian para tokoh wayang.

Geber

Geber yang terbuat dari kain putih adalah gambaran langit dan bumi serta seisinya yang nantinya akan memberikan arti bahwa kehidupan ini adalah suwung atau kosong. Tetapi..semua ini akan mendadak berubah keadaannya ketika Sang dalang sudah menghendaki gunungan, tabuhan gamelan, kecrek serta wayang dimunculkan. Semua akan terlihat gambaran yang jelas saat dalang memainkan peranan para tokoh wayang sesuai dengan karakter yang dimilikinya.

Gamelan

Dalam pagelaran wayang kulit suara gamelan selalu ada, sebab perangkat gamelan memiliki nilai filosofi dalam kebutuhan primer. Semua manusia memiliki sifat akan kebutuhan primer yang wajib dipenuhi, sandang pangan dan kebutuhan lainnya. Dalam jagad pewayangan suara gamelan wajib dan harus ada, tanpa gamelan wayang tidak akan bisa ditampilkan. Kendati gamelan hanya dapat memberikan suara musik bersifat klasik, akan tetapi makna gamelan memiliki karakter yang cukup kuat.

Kecrek

Kecrek adalah suara musik yang dilakukan oleh dalang, suara kecrek memiliki makna mengalirnya darah. Artinya, setiap kehidupan di dunia ini yang hidup darahnya akan mengalir. Kendati mereka  memiliki aneka karakter yang berbeda tetap saja darah mereka   mengalir.

Blencong

Lampu penerangan yang dipantulkan dari atas disebut blencong, sehingga saat wayang digelar di tengah tengah geber akan memantul hitam. Tujuannya agar pementasan wayang bisa disaksikan oleh penontonnya baik dari depan maupun dari belakang. Blencong memiliki makna sumber cahaya berasal dari Tuhan. Sebab dalam kehidupan manusia di dunia dipastikan akan adanya peranan Tuhan. Tuhan senantiasa akan memberikan cahaya bagi umat manusia agar bisa berjalan dengan baik.

Gunungan

Gunungan wayang berjumlah dua buah, yang ditempatkan di kanan dan kiri. Sementara gunungan wayang menggambarkan adanya bumi dan seisinya. Gunungan wayang terdapat gambar gunung, hewan, binatang, pohon dan sungai. Gunungan sendiri akan ditancapkan di tengah tengah pada saat pementasan wayang mulai di gelar, artinya kehidupan di bumi telah dimulai.

Simpingan  

Wayang yang posisi diletakkan di kanan dan kiri penonton, dinamakan sampingan kiwo Tengen. Wayang yang posisi di sebelah kanan  yang memiliki karakter baik dan bijak seperti Pandawa, sementara yang di posisi kiri memiliki karakter  jahat seperti Kurawa.

Kotak Wayang

Kotak wayang mempunyai makna sebagai nafas setiap manusia. Dalang akan mengalunkan ketukan, nah… disinilah wayang atau orang akan bernafas serta akan mempunyai jeda setiap berbicara.