Dalang Salto sewengi ping seked, K.R.T. Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM kembali akan menggelar pertunjukkan budaya kearifan lokal Nusantara, yakni wayang kulit. Pementasan kali ini dalam rangka acara selamatan atau syukuran Bapak Bambang Kumoro, yang akan mengambil lakon “Tumuruning Wahyu Topeng Wojo”
Acara pagelaran budaya tradisional yang banyak ditunggu tunggu kalayak pecinta wayang kulit ini akan diselenggarakan pada hari Sabtu, tanggal 17 September 2022 mulai jam 20.00 sampai dengan selesai, bertempat di Pendopo Griya Seni Dewi Ratih Jl. Cempaka Jaya No. 10 RT.01 RW.06 Jati Cempaka, Pondok Gede-Bekasi. Wow…kali ini pasti meriah guys…
“Wayang kulit merupakan budaya adiluhung warisan nenek moyang kita, harus dan wajib untuk kita ilestarikan dan di uri-uri keberadaannya, agar supaya tidak punah tertelan oleh modernisasi zaman. Kalau bukan kita…siapa lagi,” kata K.R.T. Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM yang juga seorang dalang duta budaya Eropa dan jepang ini serius.
Lakon Tumuruning Wahyu Topeng Wojo merupakan cerita wayang kulit yang banyak di gemari oleh masyarakat pecintanya. Sebab dalam lakon ini banyak pelajaran yang memiliki kandungan nilai nilai dalam kehidupan manusia.
Sekelumit kisah lakon Tumurunung Wahyu Topeng Wojo. Dikisahkan, Raden Gatutkaca berjuang untuk mendapatkan wahyu topeng wojo, wahyu yang berasal dari para dewa yang akan di berikan kepadanya karena jasanya membantu para dewa kala ikut serta memindahkan khayangan. Tetapi…nampaknya ada halangan yang sedang Raden Gatotkaca hadapi, putra Prabu Kresna, yakni Boma Narakasura juga berkenan ingin memiliki wahyu topeng wojo, dan Boma membujuk ayahandanya untuk ikut merebut wahyu dari pemiliknya yang sah.
Dengan bantuan ayahandanya akhirnya Boma beralih rupa menjadi sosok Raden Gatotkaca. Akan tetapi…rencana busuk tersebut diketahui oleh saudara sepupu Raden Gatotkaca, yakni Raden Wisanggeni, yang akhirnya Raden Wisanggeni yang dikenal sebagai manusia setengan dewa ini ingin menggagalkan rencana Boma Narakasura yang ingin mendapatkan wahyu Topeng Wojo.
Sementara itu, di tengah perjalanan Raden Wisanggeni tak di sangka berjumpa dengan punakawan Petruk yang katanya lagi kesal dan sakit hati lantaran selama hidupnya hanya menjadi abdi atau wong cilik terus. Bahkan ia berniat ingin pergi ke khayangan mengadu kepada para dewa, ia ingin menjadi orang yang berwajah tampan dan menyandang sebagai putra mahkota.
Mendengar segala keluh kesah sang Petruk, akhirnya Raden Wisanggeni menawarkan untuk saling berkolaborasi, berkerja sama untuk menggagalkan niat Prabu Kresna dan putranya, Boma Narakasura yang mau merebut Wahyu Topeng Wojo dari pemiliknya yang sah, yakni Raden Gatotkaca.
Prabu Kresna dan Boma Narakasura pergi ke khayangan memohon kepada para dewa agar supaya wahyu Topeng Wojo diberikan kepada Boma yang telah menyamar menjadi Raden Gatotkaca dan dewa pun memberikan wahyu tersebut kepada Boma sesuai dengan janjinya. Setelah Prabu Kresna dan Boma pergi, tak lama kemudian Raden Gatotkaca datang di hadapan para dewa, untuk meminta haknya. Dengan peristiwa tersebut, para dewa merasa kena timu Prabu Kresna dan anaknya, Boma Narakasura.
Kembali ke darat, Petruk membeberkan keluh kesahnya kepada Wisanggeni, ia merasa kesal dan sakit hati merasakan kondisi kehidupannya, mendengar keluh kesah Petruk akhirnya Wisanggeni menawarkan kerja sama. Setelah Petruk menyepakati kerjasama tersebut, akhirnya Petruk merubah wajahnya menjadi sosok Boma Narakasura mereka langsung pergi menuju kerajaan Trajutrisna dan menjadi raja di kerajaan tersebut.
Raden Wisanggeni segera beraksi membantu Petruk untuk mencuri pakaian Boma Narakasura yang di sembunyikan di dalam bokor di kerajaan Dwarawati. Setelah ditemukan, pakaian tersebut langsung dikenakan oleh Petruk. Dan akhirnya Petruk bisa menjadi raja dan disembah prajurit,abdi kraton dan rakyat di kerajaannya Boma Narakasura, yakni Trajutresna.
Sementra itu Raden Gatotkaca yang merasa sakit hati lantaran wahyu yang sudah dijanjikan oleh para dewa justru malah jatuh ke tangan orang lain, yang tidal lain adalah saudaranya sendiri Boma Narakasura. Tak disangka, akhirnya Raden Gatotkaca bertemu dengan maling wahyu yang harusnya menjadi haknya, dan terjadilah perkelaian antara Gatotkaca kembar, Lantaran Gatotkaca yang asli memiliki kesaktian yang luar biasa, maka akhirnya Gatotkaca palsu tersebut bisa ia bunuh.
Karena Boma Narakasura memiliki ilmu pancasona, maka Boma bisa hidup kembali selama masih menyentuh tanah, lantaran bingung cara mengalahkannya Boma yang memiliki ilmu Pancasona, akhirnya Raden Gatotkaca menghadap ayahandanya Raden Werkudara. Sementara Prabu Kresna merasa khawatir akan keselamatan putranya yang takut akan di bunuh oleh pandawa, akhirnya ia mengajak Boma untuk segera menghadap Pandawa.
Sambil memperbalikkan fakta di hadapan para Pandawa, Prabu Kresna menyampaikan bahwa yang datang bersamanya ini adalah Raden Gatotkaca yang asli, sementara yang datang dulu tadi adalah Gatotkaca palsu. Akhirnya Prabu Kresna menyuruh Werkudara segera menghabisi Gatotkaca yang datang pertama tadi. Akan tetapi Werkudara adalah seorang satria yang memiliki sifat jujur dan lembah manah, tidak percaya begitu saja akan perintah Kresna.
Menghadapi persoalan tersebut, akhirnya Werkudara meminta bantuan saudaranya, yakni Anoman. Akhirnya Anoman membuat sayembara untuk menyelesaikan persoalan yang sedang di hadapi oleh saudaranya tersebut. Anoman membuat sayembara di alun-alun yang juga disaksikan oleh saudara Raden Gatotkaca, yakni Raden Antarejo dan Raden Antasena.
Sayembara tersebut berisikan persyaratan, kedua Gatotkaca harus bisa memasuki kendi yang sudah di siapkan oleh Anoman. Singkat cerita, yang bisa masuk ke dalam kendi ternyata Boma atau Gatotkaca palsu, sementara Gatotkaca yang asli tidak bisa masuk ke dalamn kendi. Sebenarnya hal ini sudah di rancang olreh Anoman, dan Anoman sudah tahu kalau Gatotkaca yang asli tidak bisa bakalan masuk ke dalam kendi. Dengan peristiwa tersebut akhirnya dapat diketahui mana Gatotkaca yang palsu dan yang asli.
Melihat hal tersebut akhirnya Kresna segera membawa Boma pulang ke Dwarawati agar tidak terjadi apa apa dan segera di rubah wujudnya menjadi Boma Narakasura kembali. Sesampainya di Dwarawati mereka terkejut sebab pakaian Boma telah hilang, karena telah dicuri oleh Petruk untuk menduduki tahta di kerajaan Trajutresna
Tak lama kemudian mereka langsung menuju ke kerajaan Trajutresna untuk mengecek dan ingin tahu siapa yang telah mencuri pakaian Boma. Akhirnya mereka berjumpa dengan Petruk yang sudah berubah rupa menjadi Boma Narakasura. Ketika di tanya siapa yang menyuh menduduki tahtanya serta siapa botoh yang ada di balik layar ini, tiba tiba muncullah Raden Wisanggeni, dan Wisanggeni bertanya kepada Boma, memilih menjadi raja atau lebih pilih wahyu topeng wojo. Boma Narakasura akhirnya memilih untuk tetap menjadi raja di Trajutresna, dengan alasan Wuhyu topeng Wojo bukanlah haknya.
Wahh….sebuah cerita klasik tapi sangat memukau….ya guys…Nah ayoo…kita tunggu tanggal mainnya gays….dan bagi yang kebetulan tidak bisa hadir bisa menyaksikan langsung melalui Channel Youtube Andika Multimedia New dan Gatot Jatayu.