Pagelaran seni budaya Nusantara, wayang kulit akan menampilkan dua dalang Nasional, yakni K.R.T.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro SH.MM atau yang dikenal sebagai dalang salto sewengi ping seked dari Jakarta dan Ki Sigid Ariyanto dari Rembang, Jawa Tengah. Dalam pagelaran ini, duet dua dalang Nasional tersebut akan mengambil lakon “Poncosonya Wreksakaning Bumi”
Sementara pagelaran spektakuler duet dua dalang Nasional ini adalah menyambut datangnya malam Jum’at Kliwon yang ke 305. Dan akan di langsungkan pada tanggal 2 Februari 2023, bertempat di Auditorium RRI, Jln Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, mulai pukul 20.30 s/d selesai. Acara pentas seni budaya wayang kulit ini dapat dilangsungkan berkat kerjasama dan dukungan dari Teater Lingkar Semarang, PEPADI Semarang, RRI Semarang dan Disbudpar Semarang.
Wow…sebuah pertunjukkan pakeliran yang banyak dinantikan oleh masyarakat penggemar wayang kulit. Nah bagi masyarakat penggemar seni budaya wayang kulit di manapun berada…khusus yang tidak bisa hadir di tengah arena pertunjukkan tidak perlu khawatir, Anda bisa langsung clik di Channel Youtube Andika Multimedia New yang juga akan menyiarkan secara live pementasan duet dalang Nasional kita ini.
Sekelumit kisah Lakon “Poncosonya Wreksakaning Bumi” Tersebutlah sebuah kerajaan besar bernama Cakrapurasta yang di pimpin oleh seorang raja berkepala Gajah, bernama Gajah Marapah. Ia memiliki dua saudara yang bernama Nagapaksa yang berujud Naga serta Martandang yang berujud Kijang. Ketiga kakak beradik tersebut yang dikenal sebagai wakil dari sifat perwatakan dari adigang, adigung, adiguna, yakni sebuah sifat dari tindakan yang sewenang-wenang, rakus dan lalim.
Suatu ketia Prabu Gajah Marapah dan saudaranya berkeinginan untuk melamar Dewi Pretiwi, yang kala itu sedang mengandung. Lantaran takut akan ilmu kesaktian yang dimiliki oleh ketiga bersaudara tersebut, akhirnya membuat Dewi Pretiwi bersedih dan menangis di dalam hati.
Sementara anak yang dikandung Dewi Pretiwa yang kelak lahir bernama Sitija ini mendengar akan kesedihan yang sedang di ratapi oleh ibunya. Maka tanpa sepengetahuan ibunya bayi yang dikandungnya tersebut secara gaib pergi dan mengarah masuk ke dalam telinga Prabu Rahwana yang kala itu Prabu Rahwana atau Dasamuka sedang mendapatkan wejangan Aji Pancasonya dari Resi Subali. Setelah mendapatkan sadapan Aji Pancasonya akhirnya bayi Sitija kembali ke dalam kandungan ibunya secara gaib.
Dengan hal tersebut akhirnya bayi Sitija telah berhasil menyadap ilmu Aji Pancasonya lebih awal, bahkan juga mendapatkan cara untuk menetralisir kekuatan Aji Pancasonya yang di kenal memiliki kesaktian yang sangat luar biasa tersebut. Cara menetralisirnya atau menangkal kedasyatan Aji Pancasonya adalah, pemiliknya harus dan wajib ditimbun gunung atau di sangga panggung.
Sementara itu ketiga bersaudara yakni Gajah marapah, Nagapaksa dan Martandang yang memiliki ilmu Aji Pancasonya ingin segera mendapatkan Dewi Pretiwi. Akhirnya Dewi Pretiwi menerima lamaran mereka, tetapi ada syaratnya, yakni mereka bertiga harus bertarung di arena dalam sumur. Siapa diantara bertiga yang jadi pemenangnya nanti yang akan berhak untuk menjadi suami Dewi Pretiwi. Hal ini sebenarnya adalah akal dari Dewi Pretiwi setelah ia memperoleh bisikan dari anak yang masih dalam kandungannya.
Tiga bersaudara yang tidak menyadari akan hal siasat Dewi Pretiwi tersebut akhirnya siap dan mau bertarung di dalam sumur, mereka langsung masuk ke dalam sumur untuk bertarung memperebutkan Dewi Pretiwi. Nah pada saat itulah, sumur yang yang dipakai untuk arena pertarungan tiga bersaudara tersebut segera ditimbun batu raksasa oleh Shang Hyang Wisnu, dengan kejadian tersebut akhirnya tamatlah riwayat tiga bersaudara yang memiliki ilmu dasyat Aji Pancasonya tersebut.
Inilah sedikit kisah Aji Pancasonya, yang setiap generasi yang mewarisi kesaktian dari lima maya bumi, angin, air, api dan suasana, atau yang di kenal dengan sebutan “Wreksakaning Bumi”, pemilik Aji Pancasonya harus dikalahkan dengan cara cara yang bersifat tipu muslihat.
Wahh…sungguh cerita dunia pewayangan yang penuh dengan makna dan arti bagi kita semua dalam menempuh kehidupan di dunia ini. Wayang adalah tontonan dan tuntunan….memang benar adanya.