Konser Wayang Milenial Jakarta yang di komandoni oleh Dalang Internasional K.R.T. Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM andil untuk memeriahkan acara Borobudur Night Carnival 2023, dengan menggelar seni budaya wayang kulit lakon “Kisah Cinta Rama & Shinta”, sabtu, 19 Agustus 2023, bertempat di Lapangan Pondok Tingal, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Pagelaran seni budaya adiluhung Nusantara dalam rangka Festival Borobudur kali ini akan di mulai pukul 20.00 Wib s/d selesai. Pagelaran yang dilakukan oleh “Konser Wayang Milenial Jakarta” tersebut akan dimeriahkan pula oleh hadirnya bintang tamu Den Baguse Ngarso dkk. Wah…tentunya akan tambah meriah dan semarak pagelaran wayang kulit kali ini ya..guys.
Nah… bagi masyarakat pecinta seni budaya wayang kulit, jangan sampai ketinggalan untuk menyaksikan pagelaran spektakuler yang akan di bawakan langsung oleh “Sang Dalang Salto” alias K.R.T. Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM, seorang dalang yang memiliki sejuta prestasi dalam visi misinya sebagai pelestari seni budaya wayang kulit Nusantara.
Tak dipungkiri dalang duta budaya Eropa, Jepang dan Amerika, K.R.T. Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM, telah berhasil mendengungkan seni budaya wayang kulit warisan leluhur kita ini sampai ke belahan dunia. Bahkan belum lama ini dalang yang memiliki gelar pristisius Datuk Manggala Budaya Sastra Diraja ini diundang untuk ndalang oleh University Of California, Berkeley, Amerika Serikat.
“Wayang adalah kebanggaanku, wayang jiwaku dan wayang adalah jagadku. Hidup wayang Indonesia,” tutur K.R.T. Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM semangat.
Sekilas, Kisah Cinta Rama $ Shinta:
Rama merupakan putra dari Prabu Dasarata di negeri Ayodya. Sementara Dewi Shinta adalah putri angkatnya Prabu Janaka dari negeri Mantili. Kendati pasangan ini berwujud sebagai manusia, akan tetapi mereka sebenarnya adalah titisan dari Batara Wisnu dan Batari Dewi Widowati.
Kala itu di negeri Ayodya sedang diadakan pertemuan agung. Prabu Dasarata memanggil putra sulungnya bernama Raden Rama, tujuannya adalah untuk meminta agar supaya Rama segera menikah. Mumpung di negeri Mantili sedang diadakan sayembara untuk memperebutkan putri yang berparas cantik jelita. Hal tersebut menurut Prabu Dasarata karena Raden Rama sudah waktunya untuk menikah, dan barang siapa yang menikahi Dewi Shinta hidupnya akan mulia. Selain itu tak lama lagi Raden Rama akan dinobatkan menjadi raja negeri Ayodya sebagai pengganti ayahandanya.
Sayembara yang diadakan di negeri Mantili untuk memperebutkan putri bernama Dewi Shinta tersebut dianggap sebagai pemenangnya apabila peserta sayembara bisa dan mampu membentangkan gendewa (busur) pusaka andalan milik negeri Mantili.
Akhirnya, berangkatlah Raden Rama ke negeri Mantili yang ditemani oleh adiknya Laksmana untuk mengikuti sayembara untuk memperebutkan Dewi Shinta. Kendati kedatangan Raden Rama ke negeri Mantili paling akhir, akan tetapi ia di beri kesempatan untuk mengikuti sayembara tersebut. Apalagi para peserta sayembara yang datang duluan belum ada yang berhasil membentangkan busur pusaka andalan negeri Mantili tersebut.
Berbekal doa memohon kepada Shang Yhang Kuasa, Raden Rama memasuki gelanggang arena sayembara. Dengan berkonsentrasi untuk mengerahkan ilmu kesaktiannya, kemudian diangkatlah busur pusaka yang memiliki ukuran besar itu. Berlahan tapi pasti Raden Rama membentangkan busur pusaka tersebut, dan dampaknya berhasil, bahkan busur berukuran besar tersebut patah menjadi dua. Dengan keberhasilannya membentangkan busur pusaka negeri Mantili tersebut, Raden Rama akhirnya berhak untuk memperistri Dewi Shinta.
Dengan keberhasilannya itu, Raden Rama kemudian segera dinikahkan dengan Dewi Sinta. Kedua mempelai saling mengikatkan diri pada tali perkawinan yang suci dan sakral. Dalam pernikahan tersebut Raden Rama berjanji akan selalu setia dan melindungi istrinya. Sementara demikian pula dengan istrinya, Dewi Shinta, ia akan taat dan patuh terhadap suaminya. Kemudian Raden Rama memboyong Dewi Shinta ke negeri Ayodya.
Kedua mempelai tiba di negeri Ayodya dan di sambut dengan suka cita oleh Prabu Dasarata. Lantaran semangat dan senang yang tinggi, Prabu Dasarata langsung mengadakan pesta besar untuk ngunduh mantu sekaligus untuk penobatan Raden Rama menjadi raja baru di negeri Ayodya untuk menggantikan ayahandanya. Akan tetapi saat menjelang penobatan Raden Rama menjadi raja, Dewi Kekayi, istri Prabu Dasarata membuat ulah, ia memprotes penobatan Raden Rama menjadi raja baru.
Konon, sebelum menjadi istri Prabu Dasarata, Dewi Kekayi pernah bilang, dirinya mau di peristri tapi harus ada syaratnya. Syarat yang diajukan oleh Dewi Kekayi adalah, anak yang akan lahir dari rahimnya nantilah yang akan bakal menjadi raja menggantikan Prabu Dasarata.
Sontak mendengar perkataan protes Dewi Kekayi tersebut membuat Prabu Dasarata langsung bak disambar petir, Prabu Dasarata sangat terkejut dan merasa sangat berdosa yang telah melupakan janji yang telah diucapkannya. Prabu Dasarata tiba-tiba terhuyung-huyung dan jatuh karena tak kuat menanggung rasa malu dan dosanya, dan akhirnya Prabu Dasarata meninggal dunia.
Setelah jasad Prabu Dasarata di kebumikan, maka putra Dewi Kekayi yang bernama Raden Baratha langsung dinobatkan untuk menjadi raja baru negeri Ayodya menggantikan ayahandanya. Dengan penobatannya tersebut, sebenarmnya Raden Baratha kurang sreg untuk menjabat sebagai raja di negeri Ayodya, padahal sebenarnya ia ingin agar supaya Raden Rama lah yang menjadi raja, akan tetapi ia tidak berani menolak keinginan ibundanya, Dewi Kekayi.
Nampaknya Dewi Kekayi masih kurang puas dengan hal itu, alasannya takut Raden Rama dan Dewi Shinta akan mengganggu singgasana Raden Baratha, maka pasangan suami istri baru tersebut di suruh keluar dari negeri Ayudya selama 14 tahun tak boleh berada di wilayah negeri Ayodya. Dengan kejadian tersebut, akhirnya pasangan suami istri Raden Rama dan Dewi Shinta harus menjalani tata kehidupan yang baru dan hidup layaknya orang buangan di hutan Dandaka.
Raden Rama nampaknya sangat menerima akan peristiwa yang sedang menimpanya, sebagai seorang kesatria yang mapan, ia kemudian mengajak istrinya untuk keluar dari negeri Ayodya. Dengan di temani oleh adik setianya Laksmana, Mereka bertika segera menanggalkan pakaian kesatriannya dan menggantikan dengan pakain biasa dan mulai menempuh hidup sebagai masyarakat biasa.
Kendati harus menjalani kehidupan yang biasa serta penuh dengan derita, nampaknya Dewi Shinta tetap setia akan janinya, yakni patuh dan taat akan perintah suaminya. Bahkan pemahamannya adalah bagaimana ia bahagia di situlah suaminya juga akan bahagia. Sementara Raden Rama nampaknya juga selalu memberikan yang terbaik untuk istrinya, cinta kasihnya yang sangat besar kepada istrinya. Ia selalu membuat istrinya sangat bahagia kenfdati statusnya sebagai orang buangan. Rasa cinta suami istri tersebut nampaknya sudah mendarah daging, bahkan cinta mereka berdua tidak bisa diukur dengan harta benda serta jabatan atau kedudukan.
Hidup dalam pembuangannya, suatu saat pasangan suami istri tersebut mendapatkan cobaan akan cinta mereka. Tanpa di sadari ia di datangi oleh Prabu Dasamuka atau Rahwana, seorang raja jahat dari negeri Alengka. Maksud kedatangannya tersebut adalah ingin menculik Dewi Shinta. Kurang lebih 10 tahunan Dewi Shinta di sekap dan di tahan oleh Dasamuka. Dalam tahanannya tersebut, Dewi Shinta di bujuk, di goda dan di rayu agar mau di nikahi oleh Prabu Dasamuka atau Rahwana. Akan tetapi…cinta Dewi Shinta kepada suaminya tak pernah goyah dan bergeming, ia tidak tertarik akan kedudukan dan kemewahan yang di tawarkan oleh raja Alengka tersebut.
Di tempat lain, nampaknya Raden Rama pun juga akan menunjukkan kesetian dan cintanya kepada istrinya, Dewi Shinta. Raden Rama telah mengutus kera putih bernama Anoman ke negeri Alengka untuk mencari sisik melik keberadaan Dewi Shinta dengan menunjukkan sebuah cincinnya perkawinan mereka. Nampaknya Dewi Shinta tetap setia terhadap suaminya, dan tetap menjaga kesuciannya.
Pada saat Dewi Shinta di boyong kembali oleh Raden Rama, kala itu terjadilah perang besar terjadi di negeri Alengka, dan hal kesuciannya di pertanyakan oleh suaminya. Nah..untuk membuktikan apabila dirinya masih suci dan taat serta patuh kepada suaminya, Dewi Shinta harus di bakar. Apabila Dewi Shinta masih hidup dan tidak terluka, maka Dewi Shinta dinyatakan masih suci. Akhirnya terjadilah pembakaran terhadap Dewi Shinta….ternyata Dewi Shinta masih hidup dan utuh, berarti Dewi Shinta masih suci, sama halnya dengan Raden Rama yang masih bisa menjaga kesuciannya, kendati lama berpisah dengan istrinya. Inilah kisah cinta sejati yang tak akan luntur oleh pengaruh apapun. Sebuah cinta yang wajib untuk kita tiru dan teladani.
Wah-wahh…sungguh lakon yang sangat seru dan penuh romantisme…ayooo…para pecinta seni budaya wayang kulti…kita saksikan bersama-sama. Nah…bagi yang belum sempat untuk menyaksikan langsung ke arena pagelaran…tidak perlu khawatir…sebab kiprah “Sang Dalang Salto” ini juga akan di siarkan secara langsung melalui channel Youtube Andika Multimedia New dan Gatot Jatayu New.