Ngalap Berkah di Keramat Cijengkol

Ngalap Berkah di Keramat Cijengkol

Istilah mistis oleh sebagian masyarakat selalu dikaitkan dengan sebuah benda-benda tertentu atau tempat  yang memiliki kandungan sejarah dan yang dikeramatan. Bahkan tak sedikit masyarakat yang percaya di lokasi yang dikeramatkan acap bermunculan penampakam sosok-sosok makhluk halus dan justru dijadikan ajang memburu wangsit.

Lokasi keramat hampir dapat dijumpai di berbagai pelosok daerah di Indoesia, tak terkecuali di wilayah Kabupaten Bekasi, di mana sebuah tempat keramat yang cukup populer dikalangan pemburu berkah dan wangsit. Tempat keramat tersebut dikenal dengan sebutan Kramat Cijengkol tepatnya berada di Desa Cijengkol, Kecamatan Setu, Kab. Bekasi.

Seperti halnya tempat keramat yang lain, Kramat Cijengkol dahulunya juga mempunyai nilai kandungan sejarah yang dapat diceritakan  secara turun temurun.

Diceritakan oleh sesepuh Cijengkol, dahulunya keramat Cijengkol merupakan hutan belantara. Konon, kala itu datanglah seorang pengembara dari wilayah Cirebon yang singgah di kampung Cijengkol. Menurut tutur, pengembara tersebut disebutkan sebagai keturunan salah seoarang wali. Pengembara tersebut mmbuat patok untuk mengikat kuda tunggangannya dan kemudian berdakwah untuk menyiarkan agama Islam kepada warga kampung Cijengkol dan sekitarnya yang kala itu belum ada yang memeluk agama apapun, termasuk Islam.

Hingga kini patok kuda sang pengembara tersebut masih ada dan tersimpan di makam keramat Cijengkol. Selain patok rupanya ada pula sebilah pisau kecil yang ditinggalkan oleh sang pengembara untuk mengislamkan seseorang dengan cara menyunat. Anehnya setelah itu muncullah cahaya-cahaya, oleh warga kemudian dibuat saung, pakai bambu dan atapnya dari alang-alang.

“Denganperistiwa tersebut, kisah keramat Cijengkol menyebar sampai ke luar wilayah Bekasi. Dan membuat lokasi tersebut mendapat julukan sebagai tempat keramat,” kata sesepuh kampung Cijengkol beberapa waktu lalu.

Menurut  para pemburu wangsit, peziarah rupanya tidak hanya datang dari wilayah Bekasi saja, bahkan dari berbagai penjuru wilayah di Indonesia. Tentunya kedatangan para pemburu wangsit tersebut satu dengan yang lain akan berbeda maksud dan tujuannya. Misalnya, mereka ada yang  minta hal jodoh, penglaris, kesuksesan jabatan, karier dan lain lainnya.

“ Ya, namanya mencari wangsit dan berkah, tentunya setiap peziarah pasti memiliki maksud dan tujuan yang berbrda-beda. Mereka datang ke sini mencari syariat, yang belum sukses minta supaya sukses, yang minta penglarisan dan jodoh yang menderita sakit agar cepat segera sembuh dll. Kendati demikian semua kita serahkan kepada Allah,” tutur sesepuh Cijengkol kala itu.

Sementara proses ritual yang dilalukan oleh peziarah di keramat Cijengkol, satu dengan yang lain tentu berdeda, tergantung dari keperluan individunya. Tetapi yang jelas setiap peziarah yang ingin melakukan ritual diwajibkan menyediakan air meneral sebagai sarananya. Bagi peziarah yang sudah terkabul apa yang diinginkannya, diwajibkan harus tekun beribadah, memberikan santunan kepada anak yatim dan banyak beramal.

Berdasarkan pantauan, nampaknya para peziarah yang datang tidaklah hanya sebatas warga biasa, tetapi ada pula para pejabat daerah dan para kandidat tertentu yang singgah di keramat Cijengkol, apalagi jelang masa-masa pilkada atau pemilihan kepala daerah.

Ada aturan tertentu bagi peziarah yang ingin ngalap berkah di keramat Cijengkol, seperti tidak boleh mengenakan pakaian sembarangan, wajib mengenakan pakaian yang santun, khusus wanita wajib berhijab, sementara yang sedang berhalangan haid tidak diperbolehkan memasuki areal keramat Cijengkol

Hingga kini nampak keramat Cijengkol tidak pernah sepi peziarah, selalu ada saja yang menyambanginya kendati jumlahnya tidak terlalu banyak. Kendati demikian toh keramat Cijengkol merupakan aset budaya sejarah yang hingga kini masih di pelihara oleh masyarakat kampung Cijengkol. Yud