Seperti yang kita ketahui bahwa, kemunduran kesultanan Banten ketika diperintah oleh Sultan Haji yang juga merupakan anak dari Sultan Ageng Tirtayasa yang memihak kepada kompeni Belanda. Menurut kisah yang beredar di kalangan masyarakat Banten. Benteng ini merupakan bangunan yang didirikan oleh bangsa Portugis. Yang pertama kali datang ke tanah Banten. Letak Benteng Portugis sendiri agak jauh dari istana Surosowan dan Masjid Agung Banten yang jaraknya sekitar 1 km.
Benteng ini berdekatan dengan Klenteng Cina yang bernama Vihara Avalokitesvara yang dibangun bersamaan dengan Masjid Agung Banten. Benteng Portugis ini sekarang bangunannya tinggal sebagian yang masih utuh. Peristiwa penting yang pernah terjaddi di Benteng tersebut adalah tatkala Sultan Ageng Tirtayasa wafat di Batavia. Sultan Haji naik tahta menggantikan ayahnya. Pemerintahan yang dipimpinnya ternyata tidak memihak kepada rakyat kecil. Sehingga rakyat yang pada waktu itu sudah tertindas bangsa Belanda semakin bertambah sengsara dengan pemerintahan yang dijalankan oleh Sultan Haji.
Hal ini terus berlangsung hingga pemerintahan Sultan Haji berakhir. Dan ketika pemerintahan Sultan Haji sudah semakin mundur ia digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Zainul Arifin. Namun demikian pemerintahan Sultan Zainul Arifin juga tidak jauh beda dengan ayahhya. Bahkan permaisuri Sultan Zainul Arifin sangat berambisi untuk naik tahta lantaran ketidakpecusan Sultan Zainul Arifin, maka permaisuri Sultan yang bernama Syarifah Fatimah menyodorkan salah seorang saudara laki lakinya yang bernama Pangeran Syarifah untuk dinobatkan menjadi Sultan.
Lantaran Sultan Zainul Arifin kalah pengaruh dari sang permaisuri, maka ia hanya menurut saja ketika Pangeran Syarifah dinobatkan menjadi Sultan Banten menggantikan dirinya. Dengan situasi seperti ini ternyata rakyat Banten menjadi marah dan tidak mau menerima Pangeran Syarifah sebagai Sultan Banten. Karena menurutnya yang berhak duduk sebagai Sultan Banten adalah harus keturunan Maulana Hasanuddin. Dan untuk itulah dengan dipimpin oleh seorang pembesar istana yang bernama Kyai Tapa bersama Ratu Bagus Buang menggerakkan pasukan dai gunung Munara menuju istana Surosowan sebagai pusat ibukota Banten. Mendapat serangan yang mendadak ini Syarifah Fatimah bersama Pangeran Syarifah terpaksa mengundurkan diri dan mengungsi ke Benteng Speelwijk (Benteng Portugis) untuk menyelamatkan diri.
Namun pasukan rakyat yang dipimpin oleh Kyai Tapa bersama Ratu Bagus Buang segera mengepung Benteng. Dan memaksa mereka yang ada di dalam Benteng untuk keluar dan menyerahkan diri. Mendapat tekanan yang begitu kuat, akhirnya Sultan Syarifah menyerahkan diri pimpinan dan pimpinan Banten kembali diserahkan kepada yang berhak.
Di Benteng inilah dahulu tempat terjadinya pertempuran antar saudara yang ingin meneruskan sejarah Banten. Kini setelah sekian abad berlalu bangunan Benteng ini tinggal reruntuhan tembok yang sebagian masih ada yang nampak kokoh. Bahkan beberapa lorong yang di pakai persembunyian Sultan Syarifah untuk menyelamatkan diri kini masih ada yang utuh.
Kemegahan Benteng Portugis ini bisa kita saksikan, luas banguannnya pun masih bisa kita lihat dan amati. Dari bekas bangunannya kita bisa melihatbahwa Benteng Portugis itu dahulunya memang megah dan luas sekali. Sebagai bangunan cagar budaya kini Benteng tersebut menjadi tempat tujuan wisata yang menarik bagi pecinta wisata budaya.
Penghuni Gaib Benteng Portugis
Sudah menjadi kebiasaan sebuah bangunan tua seringkali dipakai sebagai markasnya para penghuni alam gaib. Hal tersebut karen sering dijumpai peristiwa yang bersifat aneh aneh. Begitu juga dengan bangunan Benteng Portugis yang dahulu merupakan Benteng pertahanan dalam suatu peperangan, banyak menyimpan berbagai peristiwa dan kejadian aneh yang di timbulkan oleh para penghuni alam gaib. Hal tersebut sering kali diceritakan oleh warga masyarakat yang tinggal di wilayah Benteng Portugis berada. Dengan aneka cerita keanehan keanehan yang mereka alami dan dengar dari warga lain tentang sepak terjang penghuni alam gaib yang mendiami Benteng bersejarah tersebut.
Benteng Portugis yang letaknya di depan Vihara Avalokitesvara tersebut memang kini terkesan angker. Hal ini dikarenakan di tempat ini hingga kini masih terdapat beberapa lorong yang bila dipandang dari kejauhan kelihatan sangat menyeramkan.
Selain itu bentuk bangunannya yang berundak undak juga membuat kesan benteng ini beertambah angker. Menurut Rafle, salah seorang warga setempat menuturkan bahwa ia sering melihat kejadian kejadian aneh di sekitar lokasi benteng. Bahkan ia bercerita pernah melihat sebarisan orang yang berlari lari dari satu lorong ke lorong lainnya. Dalam keremangan malam juga sering terlihat serombongan orang yang sedang berjalan mondar mandiri di sekitar lorong benteng tersebut. Namun kalau kita perhatikan secara seksama sebenarnya tidak ada apa apa. Di sekitar Benteng ini memang kelihatan angker, jangankan di waktu malam hari, siang, sore hari pun nampak angker.
Letak Benteng yang agak jauh dari pemukiman warga ini justru manambah kesan keangkerannya, menurut Rafle, baginya sudah biasa dan dirinya tidak kaget lagi.
“Mungkin keanehan ini semua memang ulah penunggu gaib benteng Portugis,” kata Rafle kepada mistericyber beberapa waktu lalu.
Kini Benteng tersebut kurang mendapat perawatan, sehingga jarang sekali para pengunjung yang mau melihat dari dekat. Sebagai bangunan bersejarah memang benteng ini terkesan angker lantaran kurang perawatan dan perhatian dari pihak pemerintahan setempat. Padahal kalau kita mau membenahi sedikit saja obyek wisata sejarah ini pasti banyak mendatangkan turis lokal maupun internasional.