Dalang Internasional Hibur Warga Kota Bekasi Dengan Mbabar Lakon: Wahyu Makutharama

Dalang Internasional Hibur Warga Kota Bekasi Dengan Mbabar Lakon: Wahyu Makutharama

Dalam rangka HUT kota Bekasi yang ke 28 dan sekaligus pelaksanaan tasyakuran atas terpilihnya Dr.Tri Adhianto dan Dr. Abdul Harris Bobihoe sebagai Walikota dan Wakil Walikota kota Bekasi di periode 2025 – 2029, pemerintah kota Bekasi akan menyelenggarakan pagelaran seni budaya wayang kulit semalam suntuk. Pagelaran seni budaya wayang kulit  ini akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 12 April 2025, mulai pukul 20.00 s/d selesai dengan menampilkan lakon: Wahyu Makutharama. Bertempat di Taman Plaza Patriot Candrabhaga kota Bekasi.

Dalang Internasional KRAT.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM

Sementara dalang yang akan membawakan di acara di atas adalah tokoh dalang Internasional, yakni KRAT.Ki H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM, seorang tokoh dalang Duta Budaya Internasional, pemegang rekor MURI 2024 serta peraih berbagai penghargaan dunia serta berjuluk “Dalang Salto Sewengi Ping Seked”.

“Layar telah kita gelar, biar bumi bergetar. Bendera wayang telah berkibar. Wayang memberikan kesejukan bagi jiwa-jiwa yang keras, bagi hati yang membeku dan kepala yang membatu menjadi perlambang NKRI. Wayang adalah kebanggaanku…Wayang jiwaku dan wayang adalah jagadku….”kata dalang Internasional KRAT.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM.

Wow…sungguh luar biasa acara pagelaran wayang kulit ini pastinya akan sangat meriah dan menjadi hiburan segar bagi para kawula muda mudi di kota Bekasi. Apalagi yang akan membawakan pagelaran wayang kulit kali ini adalah tokoh dalang sejuta prestasi yang akan mbabar lakon: Wahyu Makutharama. Sebuah lakon yang banyak diminati dan dinantikan oleh para masyarakat penggemar wayang kulit. Bahkan yang lebih menariknya lagi di acara pagelaran wayang kulit kali ini akan dimeriahkan oleh bintang tamu pesinden Internasional, yakni Nova Cristy. Wow…pasti bakalan seru dan sumringah ya guys…

Dalang Internasional KRAT.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM, peroleh penghargaan dari Kanjeng Gusti Ratu Pakoe Buwono XIII

Wahyu Makutharama dikenal sebagai wahyu ilahi yang diturunkan untuk seorang pemimpin yang sedang menghadapi berbagai persoalan dalam kepemimpinannya. Nah…wahyu ini nantinya akan menjadikan sebuah petunjuk dalam menyelesaikan persoalan kepemimpinannya secara bijak.

Dalam kisah lakon Wahyu Makutharama, diawali dengan adanya Prabu Duryudana dalam mimpinya memperoleh sebuah wangsit. Wangsit tersebut menyatakan barang siapa yang bisa mendapatkan Makutharama, maka akan mendapatkan kesaktian serta akan menurunkan tokoh raja-raja yang besar.

Para Pesinden yang Selalu Banyak Memukau Penontonnya

Prabu Duryudana pun segera memerintahkan kepada Adipati Karna untuk segera melaksanakan tugasnya pergi ke pertapaan Swelagiri yang berada di kawasan Gunung Kutharungu. Setiba di lokasi Adipati Karna berjumpa dengan tokoh satri mumpuni, yakni Anoman yang kala itu bertugas untuk menjaga Swelogiri. Sebab kala itu Panembahan Kesawasidi sedang melakukan tapa brata atau semedi.

Dalam pertemuannya tersebut Adipati Awangga menyampaikan arah maksud tujuannya datang ke Swelogiri, akan tetapi nampaknya Anoman tidak mengizinkan Adipati Karna melanjukkan niat dan tujuannya tersebut, sebab sang Panembahan sedang suntuk menjalankan tapa bratanya.

Dalang Internasional KRAT..Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH>MM, Peroleh Penghargaan dari Konsulat Jendral San Fransisco USA

Karena maksud dan tujuannya tidak diizinkan, akhirnya kedua satria tersebut berselisih dan terjadilah pertarungan yang sengit. Bahkan Adipati Karna pun sempat mengeluarkan senjata pamungkasnya, yakni Kuntawijayadanu. Tapii….senjata sakti Adipati Karna dapat direbutdi dengan gampang oleh Anoman. Dengan kejadian tersebut, akhirnya Adipati Karna pulang ke Awangga dan tidak kembali ke Astina, mengingat dia belum bisa melaksanakan tugasnya dengan baik.

Sementara itu Pandawa yang juga mendambakan Wahyu Makutharama, dan kala itu juga mengutus Raden Arjuna untuk pergi ke Swelogiri dengan di kawal oleh para punakawan. Dalam perjalannnya nampaknya rombongan Arjuna tidak terlalu mulus dan gampang. Rombongan kecil ini selalu mendapatkan rintangan, salah satunya adalah gangguan dari para raksasa. Akan tetapi dengan kesaktian yang dimilikinya, Raden Arjuna dapat mengatasi semua gangguan tersebut.

Penonton Dalang Internasional KRAT.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM, Selalu Membludag

Ujungnya, Raden Arjuna dan punakawan berhasil sampai di tujuan dengan selamat, bahkan kala itu Panembahan Kesawasidi kebetulan sudah selesai dalam menjalankan semedinya. Sang Resi juga tahu apa yang terjadi antara Anoman dan Adipati Karna, bahkan Sang Resi pun akhirnya memerintahkan kepada Anoman untuk melakukan semedi dan memohon pengampunan atas segala kesalahannya.

Raden Arjuna memberikan penjelasan kepada Sang Resi apa maksud kedatangannya. Kemudian Panembahan Kesawasidi menjelaskan kepada Raden Arjuna, bahwa Makutharama sebenarnya bukanlah sebuah benda atau barang. Wahyu Makhutarama merupakan sebuah pengetahuan tentang kebijaksanaan dan budi pekerti seorang raja yang sempurna. Pengetahuan tersebut diajarkan lengkap kepada Raden Arjuna, bahwa seorang pemimpin wajib dan harus memilki sifat dan dasar alam semesta, seperti: matahari,bumi,samudra, angin,bulan,angin dan bintang.

Para Penggemar Dalang Internasional KRAT.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM.

Tanpa sepengetahuan Raden Arjuna, Panembahan Kesawasidi merubah wujud aslinya dengan menjadi Prabu Kresna, serta membayangi perjalanan Raden Arjuna yang akan kembali pulang menuju Negeri Amarta.

Ketika itu, di Negeri Amarta, para Pandawa, punggawa, dan sahabat tengah gelisah memikirkan Arjuna yang tak kunjung kembali dari tugasnya mencari Makutharama. Sebagai saudara yang paling tua dari Pandawa, Prabu Puntadewa lantas memberikan perintah adiknya Raden Werkudara untuk mencari keberadaan Prabu Kresna dan Arjuna, mengingat Prabu Kresna sudah lama juga tidak hadir di Amarta.

Dalang Internasional Mampir Bersantai di Rumah Bersalju Usai Pentas di USA

Sementara dua istri Raden Arjuna juga merasa gelisah atas keselamatan suaminya, kemudian mereka menyampaikan keluh kesahnya kepada Batara Narada. Dengan kesaktiannya, Batara Narada kemudian mengubah Dewi Subraba menjadi ksatria bernama Shintawaka dan Dewi Srikandi menjadi Madu Subrata. Kemudian, keduanya pergi ke pertapaan Swelagiri di kawasan Gunung Kutharungu.

Di Kerajaan Awangga, nampak Adipati Karna tengah bersedih sebab senjata pusaka andalannya berhasil di rebut oleh Anoman. Tapi tiba-tiba Raden Arjuna datang kepadanya dan mengembalikan senjata Kuntawijayandanu miliknya. Raden Arjuna menceritakan bahwa senjata tersebut berasal dari Panembahan Kesawasidi saat ia mencari Wahyu Makutharama.

Mengetahui hal tersebut, akhirnya Adipati Karna meminta supaya Arjuna memberikan sedikit pengetahuannya hal Wahyu Makutharama. Akan tetapi sesuai dengan pesan dan saran dari panembahan Kesawasidi, Arjuna menolak untuk membagi pengetahuan tersebut kepada Adipati Karna

Aksi Dalang Internasional Saat Memainkan Kiprah Sosok Wayang Banyak Memperoleh Pujian Dari Penontonnya.

Mndengar hal tersebut, nampaknya Adipati Karna tersinggung dan marah, akhirnya keduanya terlibat dalam pertarungan. Nampaknya, Arjuna lebih unggul di banding Adipati Karna, sehingga Adipati Karna lebih memilih mencari keselamatan dan akhirnya melarikan diri, Arjuna tetap mengejarnya.

Pada saat melarikan diri tak disangka Adipati Karna bertemu dengan Shintawaka dan Madu Subrata, dua ksatria jelmaan kedua istri Arjuna. Adipati Karna memberitahu bahwa Arjuna sedang berada di belakangnya karena mengejar dirinya.

Tak lama kemudian, munculah Raden Arjuna yang melihat Shintawaka dan Madu Subrata sedang melindungi Adipati Karna. Akhirnya pertempuran pun terjadi lagi, dan nampaknya Arjuna merasa kewalahan saat menghadapi  mereka. Lantaran kalah, kemudin Raden Arjuna memilih untuk menghindar. Pada saat tersebut tanpa di sangka Raden Arjuna bertemu dengan kakaknya Raden Werkudara yang sedang mencari keberadaan Prabu Kresna.

Para Niaga yang Aktif Mendukung dan Selalu Semangat Mengiringi Kiprah dalang Internasional.

Dalam pertemuanya tersebut Raden Arjuna menceritakan bahwa dirinya kalah bertarung dengan kedua ksatria pelindung Adipati Karna, yakni Shintawaka dan Madu Subrata, dan kakaknya di minta untuk membantunya mengalahkan mereka.

Kedua kelompok tersebut akhirnya bertemu, tanpa di sengaja di pihak Shintawaka dan Madu Subrata nampaknya ada Raden Gatotkaca putra Raden Werkudara. Dalam peristiwa tersebut pertarungan terjadi dengan sangat alot dan seru. Akan tetapi…ujungnya Raden Werkudara kalah melawan mereka.

Pada saat Raden Arjuna dan Raden Werkudara mundur dan menghindari pertarungan dengan dua ksatria itu. Tiba-tiba Prabu Kresna memunculkan diri dan kedua ksatria Pandawa tersebut menceritakan kepada Prabu Kresna bahwa mereka berdua  kalah bertarung melawan Shintawaka dan Madu Subrata.

Penonton Selalu Membludag di Pementasan Dalang Internasional

Sebagai titisan Wisnu, Prabu Kresna mengetahui dengan jelas siapa sebenrrnya kedua ksatria yang berhasil mengalahkan saudaranya tersbut.

Prabu Kresna kemudian meminta Arjuna untuk menghadapi lagi kedua ksatria Shintawaka dan Madu Subrata dengan mengandalkan ilmu Asmaratantra yang berupa syair asmara yang khasiatnya akan dapat meluluhkan niat hati Shintawaka dan Madu Subrata. Kendati masih agak bingung dengan perintah Prabu Kresna, Raden Arjuna tetap menjalankan perintahnya. Nah…pada saat Raden Arjuna melantunkan syair pusaka Asmaratantra, tiba-tiba ksatria Shintawaka dan Madu Subrata berubah wujud aslinya menjadi Dewi Dewi Subadra dan  Dewi Srikandi yang merupakan istri Raden Arjuna.

Pada dasarnya Raden Arjuna dalam mencari Wahyu Makutharama merupakan sebuah proses dalam meneladani sebuah ilmu kepemimpinan. Seorang pemimpin, sebagaimana yang diajarkan dalam Astabrata wajib untuk memiliki delapan sifat dasar alam. Seorang pemimpin wajib berlaku layaknya matahari yang menghidupi, bulan yang selalu memberikan penerangan di kegelapan, bintang menjadi arah serta mendung yang akan menunjukkan sebuah kewibawaannya.

Dalang Internasional Bersantai Sejenak Usai Pentas di Negeri Australia

Seorang pemimpin juga wajib untuk memiliki sifat seperti bumi yang kokoh, samudra yang luas serta harus siap untuk menampung segala aspirasi, angin yang dapat menyentuh dan melingkupi seluruh tempat serta api yang dapat menegakkan kebenaran.

Wahhh…sungguh sebuah kisah lakon seni budaya wayang kulit yang sangat menarik untuk kita simak dan saksikan bersama. Nah… mari kita saksikan bersama  hiiburan segar ini. Bagi msyarakat penggemar budaya wayang kulit  yang kebetulan tidak bisa hadir langsung ke lokasi….tidak perlu khawatir sebab, pagelaran ini juga akan di tayangkan secara live di Chanel Youtube Andika Multimedia New dan Gatot Jatayu New. Selamat menyaksikan…