Dalang Duta Budaya Internasional KRAT. Ki.H. Gunarto Gunotalijendro.SH.MM akan menggelar pertunjukkan seni budaya wayang kulit dalam rangka Sedekah Bumi. Acara ini akan dilangsungkan pada hari Selasa (Malam Rabu), tanggal 29 April 2025, mulai pukul 20.00 WIB s/d selesai, dengan menampilkan lakon: Wahyu Senopati. Bertempat di rumah Petinggi Kelet, Desa Kelet Rt.06.RW.01, Kecamatan Keling, Jepara, Jawa Tengah.

Tradisi Sedekah Bumi adalah ungkapan rasa Syukur atas keberkahan dan karunia Tuhan, berupa hasil bumi serta segala rizki yang diberikan. Upacara tradisi ini dilakukan bertujuan untuk memohon keselamatan serta agar supaya dijauhkan dari berbagai bencana atau musibah. Selain itu Sedekah Bumi juga merupakan sarana untuk menjaga hubungan yang harmonis anatara manusia dengan alam, dan sekaligus untuk mempertebal jalinan silahturahmi antara masyarakat.
“Upacara tradisi Sedekah Bumi adalah sebuah warisan budaya dari para leluhur kita. Oleh sebab itu kita harus dan wajib untuk terus melestarikan keberadaannya, agar jangan sampai punah. Sehingga tradisi ini akan menjadi bagian dari indentitas masyarakat Jawa,” kata KRAT. Ki.H. Gunarto Gunotalijendro.SH.MM dalang peraih penghargaan prestisius Datuk Manggala Budaya Sastra Diraja ini tersenyum semringah.

Nah…sebagai acara puncak dari tradisi Sedekah Bumi yang dilaksanakan di Desa Kelet, Kecamatan Keling, Jepara, Jawa Tengah. tersebut nantinya akan ditutup dengan kemerian pagelaran seni budaya wayang kulit dengan menampilkan lakon: Wahyu Senopati. Sebuah lakon wayang kulit yang sudah banyak di tunggu oleh masyarakat penggemar dan pecintanya.
Inilah sekilas kisah lakon Wahyu Senopati : Kala itu pendeta Durno mengusulkan kepada Prabu Duryudana agar supaya Raden Gatotkaca di sirnakan alias di bunuh. Sementara tugas untuk menyingkirkan Raden Gatotkaca nanti akan diserahkan kepada Adipati Karna. Nampaknya usulan tersebut di terima oleh Prabu Duryudana dan segera saja memerintahkan Adipati Karna untuk melaksanakan tugas tersebut. Segera saja Adipati Karna yang di dampingi oleh patih Sengkuni langsung berangkat ke Pringgondani dengan pengawalan prajurit perang Kurawa.

Sementara itu Raden Gatotkaca yang di dampingi oleh Raden Abimanyu, Raden Wisanggeni dan Raden Antorejo sedang tidak berada di Pringgondani, sebab mereka sedang menyepi ke Gunung Kelasa. Hanya Kala Bendana dan Braja Mikalpa yang tinggal di Pringgondani. Nampaknya rencana pembunuhan terhadap Raden Gatotkaca itu sudah di dengar oleh telinga Raden Wisanggeni, dan kala itu segera Raden Wisanggeni mengusulkan agar supaya Raden Antorejo menghalangi rencana Prabu Duryudana yang akan menyingkirkan saudaranya, yakni Raden Gatotkaca.
Segera Raden Antorejo di beri pakaian raksasa oleh Raden Wisanggeni dan berganti nama menjadi Prabu Nagabagenda dan segera menghadang para prajurit perang pengawal dari Astina tersebut. Kalabendana dihias serupa dengan wajah Raden Gatotkaca dan Raden Wisanggeni berhias menyerupai Raden Abimanyu, kemudian mereka hendak berangkat untuk membuat huru hara di negeri Amarta, Astina dan Dwarawati tujuannya adalah agar mereka nantinya tidak akan memperhatikan Wahyu Senopati.

Sementara itu Prabu Nagabagenda sedang menghadapi Adipati Karna dan para prajurit Kurawa. Setelah para prajurit Kurawa datang, kemudian Prabu Nagabagenda langsung bertiwikrama. Dampaknya tak lama kemudian datanglah para prajurit naga yang berjumlah beribu-ribu beserta pimpinannya. Menghadapi hal tersebut akhirnya para prajurit Kurawa lari tunggang langgang lantaran takut dan mereka akhirnya bersembunyi ke Amarta.
Shang Hyang Wenang berkenan untuk menurunkan Wahyu Senopati kepada Raden Gatotkaca dan raden Abimanyu, nampak dua berkas cahaya turun dan masuk ke dalam jasmani kedua ksatria Pandawa tersebut. Nah…setelah berhasil mendapatkan Wahyu Senopati, akhirnya Raden Gatotkaca dan Raden Abimanyu segera turun dari Gunung Kelasa dan langsung pulang ke Amarta.

Nampak para prajurit Kurawa sampai di Amarta, mereka mencari perlindungan. Raden Werkudara, Arjuna dan para prajurit Amarta tidak mampu melawan serangan dari prajurit ular naga tersebut. Masyarakat Kurawa dan Amarta ingin mengungsi ke Dwarawati, akan tetapi Dwarawati juga telah kedatangan musuh. Musuh tersebut sangat sakti, bahkan meraka bisa berubah wajah sama dengan wajah lawan yang sedang dihadapi. Raden Setyaki, Raden Werkudara, Prabu Kresna dan Raden Arjuna tidak mampu melawannya. Prabu Kresna akhirnya berusaha untuk mencari bantuan, di tengah jalan mereka berjumpa dengan Raden Gatotkaca dan Raden Abimanyu. Kemudian kedua ksatria tersebut menceritakan bahwa mereka berdua telah berhasil mendapatkan Wahyu Senopati dan mereka berdua berjanji akan menjaga keselamatan negerinya.
Dalam kesempatan tersebut Prabu Kresna meminta agar Raden Gatotkaca dan Raden Abimanyu bersedia untuk membantu mengalahkan musuh yang sedang mngamuk di negeri Dwarawati. Raden Gatotkaca dan Raden Abimanyu di sambut musuh yang wajahnya serupa dengan mereka berdua. Tapi…tak lama kemudian Raden Gatotkaca dan Raden Abimanyu palsu itu tiba tiba berubah wajahnya menjadi Raden Wisanggeni dan Kalabendana.

Prabu Nagabagenda telah datang ke negeri Dwarawati bersama dengan beribu ribu naga. Raden Gatotkaca melawan Prabu Nagabagenda. Ujungnya Prabu Nagabagenda berubah kembali wujudnya menjadi Raden Antorejo dan para naga-naga kembali ke tempat asalnya.
Kala itu Raden Wisanggeni kemudian mengeluarkan ajiannya, hingga dampaknya para prajurit Kurawa tertiup angin dan kembali ke negeri asalnya, Astina. Sementara itu masyarakat Dwarawati dan Amarta nampak bersuka cita atas turunnya Wahyu Senopati yang telah di peroleh Raden Gatotkaca dan Raden Abimanyu. Wow…sungguh sangat menarik untuk kita saksikan bersama kisah pewayangan yang akan di bawakan oleh KRAT.Ki.H. Gunarto Gunotalijendro.SH.MM dalang pemecah rekor MURI 2024 ini ya guys…

Untuk masyarakat penggemar dan pecinta seni budaya wayang kulit di manapun berada yang belum sempat untuk hadir langsung ke lokasi pagelaran, tidak perlu kawatir….sebab acara pagelaran wayang kulit dalam rangka Sedekah Bumi ini nantinya akan di siarkan langsung melalui Channel Youtube Andika Multimedia New dan Gatot Jatayu New. Nah… selamat menyaksikan…