Dalang salto Menggelar lakon “Baladewa Menjadi Raja” Dalam Rangka Hari Air Sedunia

Dalang salto Menggelar lakon “Baladewa Menjadi Raja” Dalam Rangka Hari Air Sedunia

Dalam rangka untuk menyambut hari air sedunia (Wolrd Water Day) Wayang Milenial Jakarta bersama dengan Perkumpulan Pemberita Keunggulan Nusantara akan menyelenggarakan pementasan seni budaya wayang kulit yang akan mengambil judul atau lakon “Baladewa Menjadi Raja”

Pagelaran yang akan di bawakan langsung oleh K.R.T.Ki.H.Gunarto Gunatalijendro.SH.MM atau yang dikenal dengan julukan dalang salto sewengi ping seked ini akan dilaksanakan pada hari Sabtu (Malam Minggu), tanggal 18 Maret 2023, bertempat di TIM (Taman Ismail Marzuki), Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.

K.R.T.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM

Tentunya acara pentas wayang kulit yang akan dimulai pada pukul 20.00 WIB s/d selesai ini telah banyak ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya. Hal tersebut berdasarkan dengan judul atau lakon yang akan ditambilkan oleh dalang duta budaya Eropa dan Jepang ini sangatlah menarik untuk kita simak dan saksikan bersama.

Tetapi andai kita berhalangan untuk hadir ke pementasan secara langsung, kita tidak usah khawatir, sebab acara pagelaran dalang Nasional peraih penghargaan Datuk Manggala Budaya Sastra Diraja ini juga akan disiarkan langsung di Channel Youtube Andika Multimedia New dan Gatot Jatayu. Tentunya kita tingggal ngeclik saja sudah bisa menikmati pentas spektakuler dalang salto di manapun kita berada…waw ….sungguh mengasyikkan menyaksikan tontonan yang penuh dengan tuntunan ini.

Singakt cerita enteng dan berisi lakon “Baladewa Menjadi Raja”. Raden Kakrasana atau yang dikenal dengan julukan Baladewa ini pernah menjadi jagonya para dewa, ia mendapat tugas untuk menumpas musuh yang menebar kengkara murkaan yang ujungnya akan merusak Khayangan Salendra Bawana.

Baladewa adalah putra  Prabu Basudewa dari ibu yang bernama Dewi Mahendra. Pada saat masih kecil Kakrasana bersama dengan dua saudaranya dititipkan di Widorokandang dan diasuh oleh Demang Antyagopa dan Nyi Sagopi. Tujuan pengasingan putra mahkota dan saudaranya tersebut bertujuan untuk menghindarkan dari ancaman Kangso (kakaknya) yang mempunyai ambisi mau membunuhnya. Kedua saudara Reden Kakrasana tersebut tak lain adalah Narayana (Kresno) dan Bratajaya (Sembadro).

Kiprah Dalang Salto

Dalam pengasingannya tersebut Raden Kakrasana banyak menjalankan berbagai ritual, salah satunya adalah menjalankan tapa brata dan berguru kepada resi jelmaan Batara Brahma di Argasonya, hasil dari ritualnya tersebut akhirnya Raden Kakrasana dberi pusaka oleh Batara Brahma, yakni senjata  Nanggala (tombak pendek) yang berada di telapak tangan dan senjata Alugara yang berwujud gada (bentuknya seperti tongkat).

Selain itu Kakrasana juga mendapatkan ilmu kesaktian Aji Jaladara,  yang khasiatnya dapat terbang dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan akhirnya Kakrasana mendapat julukan Wasi Jaladara. Selain itu Kakrasana juga memiliki gajah tunggangan bernama Kyai Puspadenta.

Kangso yang kala itu ingin membunuh saudara-saudaranya akan mengadakan sebuah kegiatan adu jago. Dalam prakteknya lomba adu jago yang di gagas Kangso tersebut bukan ayam jantan atau jago  (binatang)  akan tetapi adu manusia dengan manusia yang harus bertarung sampai klenger. Jagonya Kangso adalah Suratimantra dan jagonya Haryo Prabu Hugrasena adalah Bilawa atau Raden Bratasena.

Sementara itu Kakrasana, Narayana dan Bratajaya juga menonton acara tersebut. Kangso pun mencarinya, lalu ia menabrak dengan sengaja Kakrasana dan Narayana, lalu terjadilah perang yang seru dan hebat. Kangso pun terkena senjata nenggala dan cakra, akhirnya Kangso jatuh terjungkal ke tanah dengan kepala pecah dan mati seketika.

Aksi Para Waranggono yng Memukau Banyak Penonton

Setelah kematian Kangso, akhirnya Kakrasana yang merupakan seorang putra mahkota kemudian di angkat dan dilantik untuk menjadi raja negeri Mandura dan bergelar Prabu Baladewa. Istrinya bernama Dewi Erawati, putri  Prabu Salya dari negeri Mandaraka.

Kendati Prabu Baladewa terkenal sebagai raja yang gampang dan mudah marah, akan tetapi ia sangat jujur, adil serta tulus. Bahkan Prabu Baladewa tidak sungkan-sungkan akan meminta maaf jika dirinya merasa bersalah.

Wahhh…sebuah lakon wayang yang sangat menarik untuk kita saksikan bersama teman, saudara atau keluarga kita di manapun berada. Ayoo…kita saksikan sampai tancap kayon…guys.