Hari Kaputraan PNA Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat Di Hadiri Para Tokoh Budaya Spiritual Nuswantoro

Hari Kaputraan PNA Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat Di Hadiri Para Tokoh Budaya Spiritual Nuswantoro

Hari Keputraan tokoh maestro penggiat kebudaaan kearifan lokal Indonesia, PNA Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat, nampak sangat meriah. Berbagai elemen masyarakat ikut hadir. Bahkan para tokoh-tokohdari kalangan budaya spiritual pun menghadiri acara tersebut.

“Terima kasih Ym/BP/Ibu/Sdr tercinta atas doa kesehatan dan keselamatan di hari Keputraan kami, 17-2-1953 – 17-2-2025, membuat kami lebih sehat dan optimis memandang masa depan, hormat dan Takzim kami kehadapan Ym: Bp Bambang Parikesit, Ibu Ade Meyliala, Ibu Yohana, Ibu Iin Verdini, Ibu Shanti, Ibu Endang, Ibu Maria Virgorina, Ibu Intan, Ibu Murniyanti, Bp Ir.Herman, Suherman, Ibu Ertis, Bp Dwi, Bp Suryandoro,, Ibu Yayuk Florencena Panti Rach, Bp Purnajaya, Bp Joko Budiono, Ibu Lenny A Putri, Bp Gunawan dan para tokoh hebat veteran TMII, yang lupa kami sebutkan namanya,”kata PNA Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat.

Semoga Ym/Bp/Ibu/Saudara tercinta tetap mendapat anugerah kejayaan, kesejahteraan dan kebahagiaan dari Allah, Tuhan YME….Aminn

Dalam acara tersebut, kelompok besar yang hadir antara lain adalah Ketua Umum FKPPAI, YM Datuk Dirajawali Muslil Siregar Perkasa Alam berserta jajarannya dan rombongan Kasepuhan Harta   Nusantara, dari Batam, Queena NTB Ince Khairunisa, Jakarta MG Bramuda dan Trah Majapahit, Horasmen Saragih dari Sumatra Utara, Ketua dan Pejuang Sorgum, Bp Boy dari Yogyakarta, Ketua  Forum Pemersatu Nasional Sayap Garuda 08 Prabowo, Bp H.Matsani Abdul Rakhman dan penerus Pejuang Angkatan 45, Pemuda, Raja Sultan Datuk dan kerabat Agung Nusantara Eilly Yuniarti yang juga penerus Keagungan Kesatuan Sriwijaya hadir memimpin bincang-bincang Mengulik Harta Karun Nusantara.

PNA Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat bersama Putri dan Kerabatnya.

Acara yang dimulai pukul 16.00 WIB tersebut kemudian diteruskan dengan acara Selamatan Tumpeng Agung FKPPAI yang di bawa oleh rombongan besar anggota DPP FKPPAI di bawah komando Ketua Umum FKPPAI yakni, Datuk Dirajawali Muslil Siregar Perkasa Alam Sang Sawunggaling. Serta doa bersama di pimpin oleh Kyai Kurdi, untuk memohon kesehatan, kesejahteraan dan kejayaan di usianya yang ke 72 tahun PNA Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat dan keluarga serta untuk semua tamu yang hadir.

Usai doa bersama, acara dilanjutkan dengan menyantap bubur Sorgum, di mana bubur jenis ini  yang di gadang-gadang nantinya bisa menjadi salah satu pilar Ketahanan Pangan Nasional, bubur tersebut keberadaannya telah di rintis oleh Kanjeng Boy dari Yogyakarta. Bubur tersebut di olah dan di masak sedemikian rupa sehingga rasanya sangat enak dan lezat, dan yang memasak bubur di acara ini adalah Bunda Elly. Selain bubur Sorgum juga disuguhkan hidangan khas tiga tampah yang dihias sangat indah, berisi gorengan dan rebusan. Buah tangan Meta Ambar Pane Kue Ulang Tahun kh daras persembahan dari Eyang Ratih, buah-buahan dari  Bunda Norma serta kerabat FKPPAI.

Yang menarik di acara Keputraan ke 72 tahun PNA Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat ini ditandai dengan acara Seminar bincang-bincang Harta karun Nusantara. Apa saja dan dimana adanya?. Dengan moderator Dra.Elly Yuniarti, MG Bramuda Trah Majapahit menyingkap bahwa HKN (Harta Karun Nusantara) tidak kalah dengan Harta Karun Nabi Sumaiman (HKNS). Tersimpan di laut, daratan, gua-gua,  dan gunung-gunung. Para Ksepuhan masih tekun menelisik HKN (Harta Karun Nusantara)i. Tokoh-tokoh ini yang sekarang naik turun gunung seperti: Bambang Purwanto, Bambang Suroyo, Elizabeth Soekarno dll.

PNA Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat menjelaskan bahwa suatu keniscayaan bahwa Harta Karun Nusantara  tidak kalah dengan Harta Karun Nabi Sulaiman. Kalau kita sebut Harta Karun Nusantara atau Dwipantara, kita tidak bisa menepikan bahwa Nusantara telah melebihi 21 Abad.

“Bayangkan setiap abad pasti ada  manusia Agung (Superman) yang saya sebut sebagai anak Abad,” kata PNA Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat.

Lebih jauh dipaparkannya, abad kesatu, Nusantara belum terbit sejarah, tapi catatan Wangsakerta  dalam kitabnya Rajya Rajya i Bumi Nusantara, menamakan Pratama Purwa Yuga, manusia awal belum ada masih berkaki 4, menginjak tanah, lalu abad berjalan makluk tersebut berdiri dengan 2 kaki, inilah yang menurut Darwin dari kera menjadi manusia dan lahirlah Peradapan.

Selingan Bincang -Bincang “Mengulik Harta Karun Nusantara” di Hari Kaputraan PNA Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat.

10 tahun Darwin meninggal, manusia Soloensis, manusia Wajak, Sambung Macan di temukan di Indonesia. Kita telah melalui zaman Pancana Puruyoga, dimana perburun awal dan membuat alat berburu dari batu, lalu diketemukan zaman perunggu dan besi jadi  dalam peralatan persenjataan.

Nusantara mulai terbit fajar sejarah dalam catatan Wangsakerta adalah adanya tahun Saka, dan di setarakan dalam Masehi tahun 130 Masehi, yaitu lahirnya Kerajaan Salaka Negara. Sepanjang 21 abad, Nusantara telah menabung  kekayaan yang sangat luar biasa, pernah dibayangkan, kejayaan yang diciptakan sejak Salaka Negara. Dinasty Dewa Warman, Mulawarman, Purnawarman dengan bangunan istana dan bangunan seindah candi yang dibangun sepanjang kali Citarum dengan kemegahan yang luar biasa.

Kejayaan Ratu Shima sepanjang pantai utara Jawa sampai Mojokerto, kejayaan Sriwijaya sejaman dengan kejayaan Sriwijaya Mala. Menurut sejarawan Malaysia, Abdullah Bin Mohamed (Nakula), Sriwijaya pernah mencapai seluruh Nusantara, sebagian India dan China serta seluruh Papua, yang disebut Empayar Sri Indah Sekebun Bunga.

Bahkan, Sriwijaya pernah menguasahi seluruh Nusantara, seluruh Papua, sebagian China, sebagian India dan sebgian Africa (Madagaskar) di zaman Sriwijaya pada Empayar Sampugita (Nyanyian Sang Bunga).

Tokoh besar Sriwijaya yang bisa sampai ke puncak kejayaannya adalah Sanjaya, yang prasastinya berada di Muntilan, Jawa Tengah, Indonesia. Wangsa Sanjaya dalam sejarah Indonesia adalah puncak kejayaan yang keturunannya membangun Borobudur, Prambanan, Kraton Boko dan bangunan indah di zaman Mataram Kuno.

Pada zamannya Mataram Kuno adalah kota Metropolitan, sebelum adanya New York, Paris, London, Delhi bahkan belum lahirnya Negara Australia dan Beejing. Inilh pentingnya belajar sejarah untuk menjadi Kaca Benggala dalam membangun kejayaan Indonesia di masa depan.

Abad kejayaan pertama zaman Sriwijaya sampai zaman Empayar Sampugita, zaman ini adalah zaman kejayaan di lautan. Marilah kita berkaca pada Kalaidoscope Sriwijaya yang merupakan kejayaan pertama Nusantara (Eka Mahakala Jaya Nusantara).

Ketua Umum FKPPAI Datuk Dirajawali Muslil Siregar Perkasa Alam Sang Sawunggaling (Ki Saung Rahsa).

Oleh sebab itu siapapun penguasa Indonesia yang konon akan beribukota di Nusantara, harus bisa membangun kapal raksasa yang panjangnya 500 meter, lebih besar dari ICON CARIBIAN yang saat ini dapat menampung 8000 orang.

Bertujuan Untuk menjual pariwisata Indonesia di tengah dunia dan menjadikan pariwisata kekayaan Nusantara menjadikan surga yang diletakkan di dunia. Sementara air, pasir, gunung,seribu pura di Bali, Komodo, puluhan ribu Masjid, Gereja, Kedaton, Kraton, Puri, keindahan alam yang dan lautan hanya ada di Indonesia, Nusantara, Dwi Pantara.

Gunung Merapi, Kelug, Gamalama, Gunung Agung yang sedang meletus, hanya di Indonesia yang bisa dilihat dengan mata telanjang.

Bagaimana menjadikan kraton-kraton di Indonesia yang telah di bangun ratusan tahun bisa seperti FORBDDEN CITY, istana kaisar China yang ada di Beijing.

Karena Kraton Yogyakarta, Solo atau Surakarta, Cirebon Banten, Kadariah Pontianak Kalimantan Barat, Istana Pagaruyung, Sumatra Barat dan lain lain adalah asset yang bisa jadi kolateral.

Bagaimana, karya besar bangsa Indonesia dari abad 1 s/d 21 bisa di catatkan menjadi kolateral. Selain candi-candi, Taman Mini Indonesia Indah yang di bangun pada tahun 1975 dan saat ini tahun 2025 telah berusia 50 tahun dan menurut  Undang-Undang telah menjadi benda Cagar Budaya, adalah asset Negara yang bisa di kolateralkan.

Kanjeng Harto dan Kanjeng Bios Menghadiri Hari Kaputraan 72 Tahun PNA Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat.

“Vatikan itu luasnya hanya 44 Hektar, sementara TMII ini luasnya mencapai 150 Hektar, berarti TMII ini luasnya 3 kalinya luas Vatikan. Makao punya keluasan  hanya 29 hektar, berarti khan hanya 1/5 dari TMII, kita sekecil Las Vegas, kalau awal didirikan, TMII disediakan dan diizinkan oleh Pemerintah untuk pengembangan adalah 400 hektar. Sayang adanya pergantian orde di pemerintahan, hanya 150 hektar yang sudah dibangun sisa 250 hektar tidak terurus, hanya karena perbedaan politik. Padahal TMII di bangun bukannya proyek politik, tetapi proyek budaya untuk mempersatukan Bangsa,” tutur PNA Mas’ud Thoyib Jayakarta Adiningrat.