Hari Wayang Nasional jatuh setiap tanggal 7 Novemver, dengan adanya peristiwa tersebut para tokoh seniman serentak dan bersuka cita memperingatinya dengan berbagai macam acara budaya. Kenapa tanggal 7 November?
Tanggal 7 November dipilih sebagai hari Wayang Nasional oleh Pemerintah Indonesia karena pertepatan dengan tanggal 7 Novemver 2003, Organisasi Pendidikan, Keilmuan serta Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNESCO) telah menetapkan Wayang kulit sebagai Master Piece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia.
Berdasarkan cuplikan dari laman Kemendikbud, di Indonesia terdapat 18 jenis wayang. Diantaranya adalah, Wayang Golek Sunda, Wayang Kulit Purwa, Wayang Betawi, Wayang Banjar, Wayang Bali, Wayang Palembang, Wayang Suluh, Wayang Beber, Wayang Orang dan lain lain. Hingga kini Wayang masih sempat bertahan dan lestari serta eksis kendati secara fakta wayang sudah berumur berabad abad.
“Kelestarian Wayang tak lepas dari peran serta para tokoh seni budaya, masyarakat dan Pemerintah Indonesia yang terus tak henti ikut serta memelihara seni budaya warisan nenek moyang yang adiluhung ini. Bahkan wayang mampu beradaptasi menyesuaikan perkembangan zaman. Berpadunya seni peran suara, sastra, musik, pahat serta lukis membuat pertunjukkan wayang memiliki kelebihan tersendiri,” tutur tokoh budayawan Nasional serta Dalang Ibu Kota KRT. Gunarto Gunatalijendro.SH.MM.
Lebih jauh di sampaikannya, wayang sifatnya tidaklah hanya sebagai hiburan belaka, wayang juga di manfaatkan untuk media komunikasi. Wayang juga dipakai untuk sarana pemahaman sebuah tradisi serta sebagai penyebaran nilai nilai adiluhung. Bahkan, wayang juga cukup efektif untuk penyebaran ajaran agama tertentu di Indonesia, seperti Islam dan Hindu.
“Dengan adanya hari Wayang Nasional yang jatuh setiap tanggal 7 November ini, tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Sebab di momend ini bisa untuk meningkatkan rasa kesadaran serta kecintaan masyarakat luas terhadap kelestarian dan kemajuan seni budaya adiluhung kita, yakni wayang,” kata KRT.Gunarto Gunatalijendro. SH.MM.