Dalam rangka Ulang Tahun Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang ke 495, pemerintah DKI Jakarta akan menyuguhkan sebuah hiburan spektakuler, yakni pertunjukan seni tradisional wayang kulit. Pagelaran wayang kulit tersebut akan mengambil lakon “Siswa Teladan Sokalima” dan akan di bawakan oleh Sang dalang Duta Budaya Eropa dan Jepang K.R.T.Ki.H. Gunarto Gunotalijendro.SH.MM. Wow…pasti akan meriah banget…
Pentas hiburan seni budaya Nusantara Adiluhung wayang kulit ini akan dilangsungkan pada hari Sabtu (Malam Minggu), 18 Juni 2022, pukul 20.00 WIB sampai dengan selesai dan bertempat di Taman Fatahillah, Kota Tua, Stasiun Kota, Jakarta Barat.
Pertunjukkan seni wayang kulit dalam rangka HUT. DKI Jakarta ke 495 kali ini terselenggara berkat adanya kerjasama Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, PEPADI PUSAT, MUSEUM WAYANG, MUSEUM KESEJARAHAN, KORAMIL. 01/TS, KODIM 0503/JB, UPK – Kota Tua. Nah…sebagai hiburan malam minggu, perlu kita tunggu tanggal mainnya. Atau cukup kunjungi Channel Youtube Andika Multimedia New dan Gatot Jatayu yang juga akan menyiarkan langsung acara pentas wayang kulit ini.
Sementara lakon wayang kulit “Siswa Teladan Sokalima” yang akan di pentaskan oleh dalang Nasional K.R.T.Ki.H. Gunarto Gunotalijendro.SH.MM akan menceritakan kisah suka duka para keluarga Pandawa dan Kurawa dalam menimba ilmu keprajuritan di Padepokan Sokalima, pimpinan Pndeta Druna. Sekelumit inilah penggalan kisahnya.
Pandita Druna, pimpinan Padepokan Sokalima kala itu di hadapan para sesepuh dan pangeran negeri Hastina sempat menceritakan bahwa, dari sekian murid-muridnya, hanya Raden Arjuna lah yang dikatogorikan paling pandai serta berbakat, terutama dalam bidang panahan. Kepandaian Raden Arjuna hal memanah tidaklah pada saat siang hari saja, bahkan malam haripun Raden Arjuna sangat tangkas dan prigel menggunakan senjata panahnya. Suatu hari Pandita Druna perpura pura di serang oleh binatang ganas di sungai. Para pangeran berlomba lomba hendak menolong, akan tetapi hanya Raden Arjunalah yang sigap dan trampil dan segera mengambil senjata panahnya untuk membidik binatang air ganas yang mengamcam nyawa gurunya tersebut.
Pandita Druna pernah juga menguji para murid muridnya untuk memanah boneka burung yang diikat di atas pohon, dari sekian para murid, hanya Raden Arjunalah yang sigap dan cekatan dalam memainkan panahnya dan anak panahnya selalu berhasil mengenai sasarannya. Bahkan, anak panah Raden Arjuna dapat dan bisa menempus mata boneka tanpa menjatuhkan boneka burung tersebut.
Mendengar cerita Pandita Druna yang berapi api memuji Raden Arjuna, ujungnya membuat Adipati Drestarasta sangat kecewa dengan Pandita Druna, kenapa bukan Raden Duryudana putranya yang dipuji..Melihat situasi kondisi tersebut akhirnya Resiwara Bisma menyampaikan usulan agar supaya Pandita Druna membuat acara pertunjukkan terbuka. Dalam acara tersebut, nanti para Kurawa dan Pandawa harus dan wajib memperlihatkan ketrampilannya hasil pendidikannya di Sokalima di hadapan rakyat Kerajaan Hastina. Kemudian setelah acara usai, baru bisa dilihat dan ditentukan siapa yang mendapat julukan siswa terbaik dan teladan diantara para pangeran pangeran tersebut.
Rupanya hal diatas, membuat Patih Sengkuni juga setuju dan mendukung usulan Resiwara Bisma. Sebab, Patih Sengkuni juga sudah mempunyai trik –trik dan rencana licik yang tujuannya satu, yakni ingin menjatuhkan nama keluarga Pandawa di hadapan rakyat Hastina..
Pandita Druna tidak usah tergesa-gesa untuk memproklamirkan Raden Arjuna sebagai siswa lulusan teladan Sokalima andai belum memperlihatkan keahliannya di hadapan publik. Pertunjukan adu ketrampilan ini tentunya sangat berguna, bab rakyat Hastina dapat langsung menyaksikan kehebatan para pangeran, hingga rakyat juga akan ikut bangga menyaksikan para Pandawa dan Kurawa memiliki ilmu olah keprajuritan yang mumpuni, hingga rakyat lebih mempercayai bahwa para pangeran akan dapat memberikan pengayoman kepada rakyat Hastina.
Wahh…sungguh menarik untuk kita simak dan saksikan bersama sampai tancep kayon….yukk kita tunggu tanggal mainnya. Mantappp….