Kereta Singa Barong merupakan salah satu ikon budaya Cirebon yang menyimpan kebanggaan di balik pembuatannya. Kereta yang dibuat sejak abad ke-15 tersebut, menjadi kebanggaan lantaran karya asli penduduk Cirebon.
“Hampir semua kereta di keraton-keraton Indonesia itu buatan Eropa. Nah, Kereta Singa Barong ini dibuat oleh Panembahan Losari, cicit dari Sunan Gunung Jati. Sedangkan ahli ukirnya berasal dari Kaliwulu,” jelas Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat.
Menurutnya, kereta ini sejatinya menggambarkan tiga makhluk, yakni Gajah, Burung (Paksi), dan Naga. Ia juga mengatakan, burung menggambarkan budaya Timur Tengah dalam hal ini agama Islam. Sementara gajah menggambarkan India atau agama Hindu. Sedangkan Naga menggambarkan Tiongkok atau Budha.
Sehingga menurutnya, kereta ini menggambarkan tiga budaya dari tiga agama dan bangsa yang berbeda. Konon, kata dia, lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila, salah satunya mengambil nilai kearifan lokal dari gambaran Kereta Singa Barong tersebut.
“Secara khusus, kereta ini menggambarkan bagaimana bentuk masyarakat Cirebon yang berasal dari beragam bangsa dan agama. Macam-macam budaya itu muncul sebagai efek dari perdagangan luar negeri yang pernah berlangsung di Cirebon dulu,” katanya.