Keris Dhapur Parungsari, bisa dikatakan sangat mirip dengan keberadaan Keris Pusaka Dhapur Sangkelat. Sementara yang membedakannya adalah pada Keris Dhapur Parungsari menggunkan dua lambe gajah, sedangkan Keris Dhapur Sangkelat hanya menggunakan satu lambe Gajah.
Oleh sebab itu, mengapa masih banyak masyarakat yang salah menamakan Keris Parungsari dengan Keris sangkelat. Jika dilihat di balik nilai filosofinya, “Parung” dapat diartikan dengan adanya sederetan lereng bukit dan lembah, sedangkan “Sari” dapat diartikan sebagai bunga.
“Jadi secara harfiah, Parungsari dapat diartikan sebagai hamparan nan elok bukit dan lembah yang dipenuhi oleh bunga-bunga yang sangat indah menawan. Nah jadi itulah yang mungkin pemaknaan yang paling sederhana dari Parungsari,”kata Ki Aji Sutejo pakar perkerisan Indonesia.
Lebih jauh di paparkan bahwa Keris Parungsari melambangkan kehidupan yang tentram dan indah seperti hamparan lembah yang ditumbuhi oleh aneka bunga-bunga yang begitu sejuk, damai dan harum.
Jadi itulah makna Parungsari sebagai tuntunan dan harapan bagi pemiliknya agar bisa meraih kehidupaan seperti makna Parungsari. Tuah dari Keris ini lebih condong untuk kasepuhan dan kewibawaan. Agar pemilik Keris Parungsari memiliki kewibawaan dan kharisma yang tinggi, sehingga disegani oleh semua orang.
Selain hal diatas pemilik Keris parungsari senantiasa akan memiliki nama yang harus di tengah masyarakat, layaknya aroma bunga yang harum sehingga akan disukai dan dihormati oleh semua orang. Semuah harapan untuk meraih sebuah kehidupan yang tentram dan damai.