Malam Satu Suro DPP FKPPAI Menggelar Budaya Spritual Tumpengan dan Jamasan

Malam Satu Suro DPP FKPPAI Menggelar Budaya Spritual Tumpengan dan Jamasan

Datangnya malam 1 Suro merupakan waktu yang banyak di tunggu-tunggu oleh masyarakat Jawa dan para kaum penganut budaya spiritual di Indonesia. Malam 1 Suro juga dianggap sebagai malam 1 Muharram yang merupakan momen yang sangat istimewa bagi umat Muslim yang ada di Indonesia. Sebab pada malam itu semua amalan yang dikerjakan akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Oleh sebab itulah mengapa umat Muslim disarankan dan dianjurkan untuk giat melaksanakan ibadah baik yang sunah maupun  wajib.

Ketua Umum FKPPAI Ki Saung Rahsa di Acara Malam 1 Suro

Seperti halnya dengan masyarakat Jawa dan para kaum budaya spiritual, mereka juga mempunyai keyakinan dan anggapan bahwa malam satu Suro merupakan moment yang dianggap sangat sakral. Seperti halnya tahun ini, 1 Suro  yang jatuh pada hari Rabu tanggal 19 Juli 2023. Sementara, malam satu Suronya yakni hari Selasa tanggal 18 Juli 2023, para masyarakat Jawa dan kaum spiritual banyak melakukan kegiatan-kegiatan tradisi ritual sesuai dengan keyakinannya.

DPP FKPPAI Menggelar Jamasan Pusaka di Malam 1 Suro

Para kaum spiritual yang bergabung dalam wadah FKPPAI (Forum Keluarga Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia), di malam 1 Suro kemarin menyelenggarakan serangkaian tradisi spiritual, seperti: tumpengan dan Jamasan Pusaka yang dilaksanakan di kantor Sekretariat DPP FKPPAI, di Jakarta.

Kegiatan yang dilakukan oleh para kaum spiritual yang bergabung di wadah FKPPAI di malam 1 Suro tersebut tentunya memiliki serangkaian maksud dan tujuan. Salah satunya adalah ikut andil berpartisipasi mendoakan agar supaya Negara Indonesia akan selalu aman dan tentram serta disingkirkan dari berbaagai gangguan bencana…Aminn.

Ketua Umum FKPPAI Ki Saung Rahsa

“Malam 1 Suro sangat lekat dengan adanya budaya Jawa yang dianggap sangat sakral. Kita Sebagai kaum budaya spiritual juga turut untuk andil dalam pelestarian budaya tradisi Jawa yang sangat beragam ini,”kata Ketua Umum FKPPAI Ki Saung Rahsa.

Lebih jauh di kisahkan oleh Ketua Umum FKPPAI Ki Saung Rahsa, kala itu di Keraton atau kerajaan sering kali melakukan serangkaian kegiatan  uapacara dan ritual yang kemudian di wariskan kepada para keturunannya. Konon, pada malam saat para di jajaran keraton sedang menjalankan ritualnya, pada malam itu energi alam semesta mengalami banyak perubahan, dan banyak masyarakat Jawa yang menyakini bahwa malam 1 Suro memiliki energi dan kekuatan supranatural yang tinggi.

Pusaka yang akan di jamas

“Nah..dengan adanya hal tersebut masyarakat jawa melakukan aneka ragam kegiatan ritual dan spiritual yang bertujuan agar terhindar dari gangguan makhluk halus di saat malam 1 Suro tiba. Ritual tersebut merupakan salah satu bentuk ikhtiar mereka agar dijauhkan dari angka kesialan, apes selama jangka waktu setahun. Masyarakat menyakini bahwa, dengan menjalankan laku ritual atau ruwatan, jamasan dan sebagainya akan dapat melindungi mereka dari gangguan para tangan jahil, termasuk gangguan makhluk halus. Hal  inilah yang dijadikan sebagai salah satu bentuk usaha agar supaya mereka dapat terhindar dari berbagai macam persoalan kehidupannya,’ tambah Ki Saung Rahsa.