Secara umum, pengertian dari astrologi adalah ilmu perbintangan yang dipakai untuk meramal dan mengetahui nasib orang. Umumnya, yang lebih kita kenal adalah ilmu astrologi yang berasal dari mitologi Yunani kuno. Ternyata, orang Jawa pun mempunyai seni ilmu meramal ini, yakni astrologi Jawa yang telah ada secara turun temurun dari nenek moyang kita. Sejak jaman dahulu nenek moyang kita telah mempunyai patokan perbintangan untuk mengamati Alam Semesta dan Kehidupan.
Tapi sayangnya, seperti yang terjadi pada tradisi warisan leluhur yang lain, ilmu astrologi Jawa ini perlahan namun pasti mulai menghilang dalam kehidupan orang Jawa itu sendiri. Padahal Astrologi Jawa adalah hasil kajian dari nenek moyang kita sendiri, yang tentunya lebih sesuai bagi Alam Semesta di pulau Jawa atau Indonesia secara umum. Tidak perlu munafik untuk mengakui, kita sekarang lebih mengenal Ilmu Astrologi Barat atau Yunani kuno yang sering disebut Zodiak.
Astrologi Jawa berasal dari Horoskop Jawa Kuno, yang mengungkapkan rahasia Pranata Mangsa (sifat umum suatu masa). Pranata Mangsa terdiri dari 12 (dua belas) perputaran mangsa, seperti halnya dalam Astrologi Barat yang disebut Zodiak. Mangsa-mangsa itu adalah Mangsa “KASO, KARO, KATELU, KAPAT, KALIMA, KANEM, KAPITU, KAWOLU, KASANGKA, KASADASA, DESTA, dan SADDHA”. Setiap orang yang lahir di dunia ini memiliki hari kelahiran, bulan kelahiran, dan tahun kelahiran. Dan dalam Astrologi Jawa nasib seseorang dapat diramal atau diketahui melalui hari lahir dan bulan kelahirannya.
Nasib seseorang yang dapat diramal atau diketahui dengan Ilmu Astrologi Jawa adalah seperti Keberuntungan, Kesehatan, Sifat khusus, Pekerjaan/Karier, Rejeki, Jodoh, hobi, Batu permata, serta Warna dan Bunga yang digemari. Bahkan keadaan fisik, masa kanak-kanak, masa remaja, ciri khas yang mencolok, hobi, dan hal yang lainnya juga dapat diramal atau diketahui dengan Ilmu Astrologi Jawa. Karena itulah ada istilah “weton” atau hari lahir yang dimiliki oleh setiap orang. Berdasarkan weton ini lah orang jawa akan meramal atau mengetahui bagaimana nasib atau sifat dari seseorang atau anak-anak mereka.
Sekarang ini kebanyakan orang menggunakan perhitungan weton hanya ketika akan menentukan jodoh atau juga hari baik untuk melaksanakan hajatan. Padahal dari weton itu sendiri kita dapat meramal atau mengetahui banyak hal lain yang berhubungan dengan diri seseorang. Atau juga mengetahui tentang hal baik dan buruk dari suatu mangsa. Sebagai contoh untuk menentukan waktu baik saat memulai masa tanam, menentukan jenis tanaman, dan hal lain yang berhubungan dengan pertanian. Dan juga untuk menentukan hari baik saat akan membuat atau memindah rumah. Dengan menggunakan Ilmu Astrologi Jawa tentunya.
Banyak orang yang beranggapan bahwa sekarang sudah bukan jamannya lagi menggunakan ilmu Astrologi Jawa. Bahkan sebagian orang sudah tidak mempercayai adat yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita ini. Mereka lebih memilih tren yang berkembang di masyarakat. Sebagai contoh banyaknya orang yang memilih tanggal 12 desember 2012 untuk melaksanakan pernikahan mereka. Karena mereka anggap tanggal, bulan dan tahun itu spesial karena keunikannya, yaitu angka 12-12-12.
Bahkan yang lebih mencengangkan adalah ketika para ibu hamil memilih anak mereka dilahirkan pada tanggal spesial itu dengan cara operasi cesar. Padahal anak tersebut belum waktunya untuk dilahirkan pada hari itu. Masyarakat sekarang lebih memilih sesuatu yang dianggap spesial dan bisa dibanggakan. Dan mereka tak lagi peduli dengan istilah perhitungan hari baik atau pun hari kelahiran. Padahal Ilmu Astrologi Jawa adalah hasil dari kajian nenek moyang kita yang tentunya tidak dihasilkan dengan cara asal-asalan.
Mungkin berbicara tentang Astrologi Jawa di jaman modern sekarang ini,yang semua hal dapat dilakukan dengan teknologi. Akan dianggap tabu oleh sebagian masyarakat, bahkan dianggap sesat ketika dihubungkan dengan Tuhan atau pun agama tertentu. Tapi biar bagaimana pun juga Astrologi Jawa adalah sebuah warisan budaya yang merupakan hasil kajian nenek moyang kita. Yang tentunya harus tetap kita jaga keberadaannya. Adat dan Budaya adalah merupakan salah satu ciri khas dari orang desa. Yang telah ada dan diwariskan oleh para nenek moyang kita, yang telah dihasilkan dari kajian Alam Semesta Nusantara.