Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia yang berada di wilayah Jawa, tradisi atau upacara pangruwatan sebagai sarana penghilang nilai sial atau lebih dikenal dengan Sukerta hingga kini masih acap di lakukan oleh masyarakatnya.
Upacara tradisi Ruwatan tersebut hingga kini masih acap di lakukan, sebab masyarakat Jawa memiliki keyakinan bahwa upacara ruwatan diyakini sebagai sarana untuk membebaskan dan menyucikan diri dari berbagai kesialan, malapetaka atau sukerta yang di alami dalam kehidupannya.Sedang bagi masyarakat yang sudah menjalankan pangruwatan, mereka percaya telah bebas dari berbagai kesialan dalam hidupnya.
Padepokan RHS (Radu Holistic Solution) yang berdiri sejak 20 tahun yang lalu merupakan satu satunya padepokan yang di kenal sebagai pusat sarana pembebas dari cengkraman sukerta atau kesialan yang di alami oleh masyarakat Indonesia, terutama Jawa.
Padepokan RHS yang nampak tiap hari banyak di sampangi oleh masyarakat yang ingin membutuhkan solusi penghilang sukerta tersebut berada di Jl. H.Djaman, Lot 8, Buaran, Serpong, Tangerang Selatan. Para tamu dan masyarakat yang datang di padepokan tersebut, akan dapat berkonsultasi hal keluh kesah yang sedang dirasakan dan di hadapinya dalam kehidupannya secara gamblang dan detail.
Konsultan spiritual pemilik padepokan RHS, Kanjeng Radu Kusumo Diningrat dan Ratu Ayu Kencono Wati, menyampaikan bahwa tradisi ruwatan masih banyak di cari oleh masyarakat yang menyakininya. Sebab tradisi ruwatan merupakan di yakini dapat untuk membebaskan dari berbagai macam cengkraman kesialan yang di alami oleh masyarakat dalam menjalani tata kehidupannya. Seperti kesialan dalam hal: membina rumah tangga yang tidak harmonis, karier yang banyak terhambat oleh hal-hal yang tidak diketahui penyebabnya, bahkan samapi hal perjodohan yang selalu gagal.
“Dari hal tersebut, tata kehidupan yang mereka jalani banyak menghadapi rintangan dan kesialan, akhirnya mereka berkonsultasi untuk mencari titik temu. Tujuannnya adalah untuk mengentaskan dari cengkraman kesialan yang sedang mereka hadapi. Solusinya kami menyarankan untuk melakukan upacara Ruwatan. Tujuannhya adalah agar mereka dapat terlepas dari cengkraman kesialan yang sedang mereka hadapi dan kedepannya akan kembali normal kembali,” kata Kanjeng Radu Kusumo Diningrat.
Sampai sekarang masyarakat Indonesia, khususnya Jawa masih banyak yang menjalankan dan melakukan tradisi ruwatan. Tentunya sebelum mereka melakukan ruwatan, terlebih dahulu akan berkonsultasi dengan pakar atau ahli ruwatan…ya…salah satunya mereka mengunjungi Padepokan RHS (Radu Holistic Solution) agar dapat mendapatkan solusi yang terbaik.
“Relevansinya adalah dalam kenyataannya kehidupan manusia pada hakekatnya akan mengalami dua unsur, yaitu kehidupan yang baik dan yang tidak baik. Nah yang mengalami kehidupan tidak baik tersebut akan mencari solusi, salah satunya adalah menjalankan ruwatan. Nah..setelah melakukan upacara ruwatan, kami percaya niscaya tata kehidupan mereka akan kembali membaik. Sebab segala kesialan, petaka atau sukerta yang dialaminya akan hilang, sehingga mereka akan kembali menjalani kehidupannya dengan baik dan damai,” kata Kanjeng Radu Kusumo Diningrat, tokoh spiritual Nusantara ini serius.
Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber, tamu atau pasien yang datang dan berkonsultasi serta menjalankan arahan dari tokoh spiritual Nusantara Kanjeng Radu Kusumo Diningrat (Ki Radu) dan Ratu Ayu Kencono Wati (Bunda Retno Dumillah) banyak masyarakat yang berhasil di bantu aneka keluhannya, dan kini mereka telah dapat menjalani tata kehidupan terbaiknya.