Kehidupannya manusia ditakdirkan untuk hidup nerima ing pandum, kendati demikian manusia harus bahagia. Kebahagian tersebut tidak lagi memikirkan keuangan yang rumit atau malah hal-hal lain. Yang jelas mereka harus bahagia. Bahagia secara lahir maupun batin.
Terkadang saking penting nya kebahagiaan yang harus di dapat, manusia menjadi lupa dan bahkan lena akan takdir yang sudah ditetapkan. Melakukan semua hal yang dianggap nya pantas untuk dilakukan. Haram dianggap nya menjadi halal. Tidak memandang apakah hal tersebut melenceng dari kaidah Agama atau tidak.
Apalagi jika sampai melakukan cara cara yang dianggap musryik, mencari kebahagian dengan cara jalan pintas, melakukan persekutuan dengan makhluk halus yang jelas dilarang oleh agama apapun. Toh justru dikemudian hari dipastikan hasilnya justru akan menambah keterpurukan dalam kehidupannya.
Tetapi kendati demikian toh, ada juga manusia yang menceburkan dirinya dengan melanggar perintah Allah, yakni dengan cara mencari kekayaan secara instand, Cara tersebut sering kita denga, yakni, mencari pesugihan. Ada beberapa jenis pesugihan yang sering kita dengar, salah satunya adalah “Pesugihan Jaran Panoleh”.
Pesugihan ini sendiri berasal dari perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Disana ada petilasan (tempat bersejarah) atau punden (tempat yang dipuja-puja) berupa makam kuda. Bahkan di sana pun ada seorang juru kunci atau penghubung.i
Konon, menurut cerita, melakoni jenis pesugihan ini sangat gampang. ‘Katanya’ tidak harus repot-repot menyediakan tumbal atau mahar. Setelah seseorang melakukan perjanjian ghaib dengan setan kuda tersebut, si pencari kekayaan pun akan pulang dan menyediakan satu kamar khusus untuk setan kuda. Dan pada malam tertentu (jum’at kliwon, misalnya), si peminta kekayaan akan masuk ke dalam kamar yang sudah disediakan. setelah melakukan berbagai ritual khusus, Ia akan bertingkah seperti kuda. Lengkap dengan suara nya yang melengking.
Hal ini pertanda bahwa ia sudah kerasukan setan kuda. Kaki nya akan dihentak-hentakkan di lantai sampai tegel nya pecah. Pun ia akan bersikap layaknya kuda pada umum nya selama semalaman. Setelah semua proses itu selesai, pelaku pesugihan akan keluar dari kamar dengan keadaan letih. Setelah itu, harta akan datang dengan sendirinya.
Masalahnya, lelakon seperti ini akan ia lakukan sepanjang hidup nya. Sampai suatu saat ia merasa lelah dan tidak sanggup melakukan nya lagi, maka nyawa nya sendiri yang akan hilang.
Namun, adapula yang mengatakan bahwa pengikut pesugihan Jaran Penoleh diharuskan memiliki usaha transportasi. Misalnya, bis. Di depan bis tersebut harus ada lambang JaranPenoleh. Dan dengan gampang nya, transportasi ini akan mengambil tumbal nya sendiri setiap tahun. Jadi, pelaku pesugihan tidak perlu lagi mencari tumbal atau pun memilih mana saja yang harus ditumbalkan. Agus TW