Sambut Akhir Tahun 2021 “Paguyuban Masyarakat Yogyakarta” Gelar Wayang Kulit Lakon “Wisanggeni Gugat” Dalang KRT. Gunarto Gunatalijendro.SH.MM.

Sambut Akhir Tahun 2021 “Paguyuban Masyarakat Yogyakarta” Gelar Wayang Kulit Lakon “Wisanggeni Gugat” Dalang KRT. Gunarto Gunatalijendro.SH.MM.

Dalang duta Budaya Eropa dan Jepang, Kanjeng Raden Tumenggung Gunarto Gunatalijendro.SH.MM, hari Minggu, tanggal 26 Desember 2021 akan kembali beraksi di tengah-tengah masyarakat pecinta seni budaya wayang kulit. Pementasan kali ini diselenggaraan oleh Badan Penghubung Daerah DIY bersama dengan Paguyuban Masyarakat Yogya (Praja).

Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka untuk mennyambut Akhir Tahun 2021, dan penyelenggaraannya akan berlangsung di Pendopo Anjungan DIY, Taman Mini Indonesia Indah. Acara pementasan wayang melenial  Jakarta akan mbabar lakon “Wisanggeni Gugat”, dan acara ini   akan dimulai pukul 19.00 sampai dengan pukul 24.00 WIB.

KRT.Gunarto Gunatalijendro.SH.MM

“Tokoh dunia pewayangan Wisanggeni adalah sosok yang dikenal memiliki perangi tegas, jujur dan konsekwen serta memerangi sifat kezaliman dan keangkaraan murkaan. Seorang pemuda yang pemberani bertindak jika melihat atau mendengar ketidakadilan. Layak sebagai contoh untuk generasi muda kita hidup dengan sikap tegas dalam berbagai hal, tentunya ketegasan tersebut harus yang bersifat yang positi,” papar dalang salto sewengi ping seked ini serius.

Lakon wayang Wisanggeni Gugat, ceritnya diawali dengan adanya pasewakan Agung  di khayangan Jonggringsaloka. Tampak Bathara Guru duduk disinggasana dan di hadap oleh patihnya yakni, Bathara Narada. Dalam pasewakan tersebut, Bathara Guru menceritakan bahwa kondisi dunia sedang menghadapi berbagai macam prahara, penyebabnya adalah Werkudara, Antasena dan Wisanggeni. Mereka itu titah yang dianggap oleh Bhatara Guru akan  mendatangkan kesialan bagi para Dewa, sebab tidak memiliki tata krama, kalau berbicara tidak bisa berbahasa halus (ngoko).

Nampak pula dalam pasewakan tersebut Bhatari Durga juga hadir, tujuan kehadirannya adalah meminta kepada Bathara Guru agar anaknya bisa memiliki sertifikat Jejaluning Jagad.

Dalam rapat di Kahayangan tersebut para dewa mendapatkan intruksi dari atasannya, Bathara Brahma mendapat tugas untuk membunuh Wisanggeni, sementara Bathari Durga tugasnya adalah membunuh Bimasena. Dari hasil rapat di Khayangan Jonggringsaloka tersebut, Bathara Narada tidak sepakat, akhirnya langsung mninggalkan arena pasewakan Agung tersebut.

Dilain tempat, nampak Wisanggeni sedang menghadap ibundanya, Bathari Dersanala. Wisanggeni memohon doa ibundanya karena Wisanggeni hendak menggugat kebijakan dan sikap Bathara Guru yang selama ini banyak menimbulkan ontran ontran di dunia. Tak lama tiba tiba Gathotkaca datang menemui adik sepupunya tersebut, kedatangannnya adalah untuk memberi khabaragar supaya   Wisanggeni datang ke Amarta sebab Barathayudha sudah kian dekat. Dalam waktu yang tidak lama datang pula Bathara Brahma yanag diikuti oleh barisan para dewa, tujuan kedatangaannya adalah untuk membunuh Wisanggeni. Akhirnya pertempuran dan adu jotos kedua belah pihak tak bisa dihindari, barisan para dewa nampaknya juga membawa pasukan perang dari Pasetran Gandomanyit.  Wisanggeni menciptakan dirinya menjadi dua yang palsu maju perang yang di bantu Gathotkaca sementara Wisanggeni yang asli segera pergi ke Khayangan untuk menemui Shangyang Wenang.

Bhatara Durga yang selalu mendapat pembelaan dari Bhatara Guru segera mengutus patihnya, Jaramaya untuk mengambil sertifikat Jejaluning Jagad yang kini dimiliki oleh Arjuna. Kemudian Patih Jaramaya berangkat menuju Amarta yang di temani oleh Ki Lurah Togog dan adiknya Sarawita atau Mbilung. Saat menjalankan misi tersebut namapaknya Patih Jaramaya mengalami kesalahan . Orang yang ia jumpai dan periksa nampaknya Abimayu, bukan Arjuna. Kebetulan aksi Jaramaya yang sedang memeriksa Abimayu karena mau mengambil sertifikat Jejaluning Jagad ketahuan Sang Werkudara, akhirnya Jaramaya di tendang Werkudara dan terjadilah perang. Ujungnya, Werkudara yang menang, sementara Patih Jaramaya lari meninggalkan arena pertempuran.

Sementara di khayangan, Wisanggeni berhasil menemui Shangyang Wenang. Dalam pertemuannya tersebut, Wisanggeni  menerima penjelasan yang sangat gamblang tentang niatan Bathara Guru. Rencana membunuh Werkudara, Antasena dan Wisanggeni yang dianggap titah pembawa sial, sebenarnya hanya akal akalan Bathara Guru saja. Bathara Guru yang selalu akan membela Bathari Durga untuk memenui keinginannya, termasuk yang ingin melenyapkan keluarga pandawa lantaran dinilai membuat kesialan para Dewa.

Sebelum kembali Wisanggeni oleh Shangyang Wenang di bekali sebuah pusaka yang berujud pakaian sakti. Pakaian tersebut bisa muat untuk 4 orang, pakaian tersebut lalu dimasuki oleh Bimasena, Antasena, Wisanggeni dan punakawan Gareng. Setelah semuanya masuk ke dalam pakaian sakti tersebut mereka langsung menuju Khayangan tempat para dewa tinggal, dan 4 orang yang ada di dalam pakaian sakti tersebut membentuk menjadi seekor gajah tinggi besar dan kemudian mengamuk di khayangan memporak porandakan apa saja yang mereka jumpai.

Laluuu…siapakah yang bisa menghalau dan meredakan amukan gajah tersebut serta situasinya…??? Yukk…kita saksikan tanggal mainnya bersama keluarga kita. Di channel Youtube Andikamultimedia  News, Badan Penghubung DIY Channel dan Gatot Jatayu Channel….