Pagelaran wayang kulit dengan lakon “MUSTIKA SIMSING MANIK, KA GAIB TANGISE GAMBAR JAGAD” atau” Ontorejo Kembar” akan dibawakan oleh dalang Nasional, yakni Kanjeng Raden Tumenggung.Gunarto Gunatalijendro.SH.MM, pada hari Jumat, tanggal 31 Desember 2021, bertempat di Kedaton Nusantara Jakarta, Jl. Masjid Al Umar II No.78 Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Pagelaran wayang kulit kali ini di gelar dalam rangka menyambut moment kegiatan “Silahturahmi Kedaton Nusantara”
Acara ini terselenggara lantaran adanya sebuah bentuk apresiasi terhadap pelestarian Seni Budaya Nusantara dan sekaligus penganugerahan Gelar kepada para tokoh tokoh yang telah memberikan kepeduliannya terhadap negara dan bangsa Indonesia.
“Topik Silahturahmi Kedaton Nusantara memiliki tujuan untuk pengenalan nilai nilai yang luhur kepada seni budaya bangsa Indonesia yang menjadi salah satu dasar sebagai pembentukan karakter sebuah bangsa,” kata Sekretaris Jendral Yayasan Raja dan Sultan Nusantara (Yarasutra) Pangeran Nata Adiguna Mas`ud Thoyib Jayakarta Adiningrat.
Dalam acara Silahturahmi Kedaton Nusantara kali ini, sang dalang salto memilihkan kisah atau lakon yang sangat sakral, yakni “MUSTIKA SIMSING MANIK, KA GAIB TANGISE GAMBAR JAGAD” atau Ontorejo Kembar. Pengambilan kisah tersebut di ilhami ketika sang dalang sedang merenung di tengah malam hari, dan tiba-tiba muncul adanya Mustika Simsing Manik, Ka Gaib Tangise Gambar Jagad atau Ontorejo Kembar.
Konon, barang siapa saja yang mendapatkan Mustika tersebut maka mereka akan bisa melihat benda benda mineral apa saja yang berada di dalam lapisan bumi seperti minyak, emas, tembaga, perak, batubara platinum dll. Sehingga barang siapa saja yang memiliki mustika tersebut, akan memperoleh kekayaan yang ada di dalam perut bumi yang tidak bisa dilihat dengan mata biasa.
Singkat cerita, kesatria Ontorejo adalah anak Werkudara, cucu begawan Antaboga yang bisa berjalan menembus bumi sedang berusaha untuk memperoleh mustika tersbut. Sementara di Kedaton Amiluhur Jayakarta Purwo, rajanya sedang membuat sayembara. Sayembara tersebut berisikan, barang siapa dan kesatria dari mana saja yang bisa memberikan Mustika tersebut akan dijadikan menantunya.
Sementara di negeri Trajutrisno, Bomanarakasura yang memiliki kesaktian luar biasa, anak dari Dewi Pertiwi dan Kresna sebagai titisan Wisnu dan juga cucu sang Naga Raja, penguasa bumi Ekopratolo juga menginginkan mustika tersebut.
Sebenarnya Mustika yang menjadi ajang perebutan para raja dan kesatria tersebut sebenarnya ada di tangan Prabu Dityo Koloboyo Kurdho (Raja Buaya) yang bermukim di Lubang Buaya, yang kala itu berhasil mencurinya dari tahta Bhatara Guru.
Dengan kesaktiannya kesatria Ontorejo berhasil merebut Mustika Simsing Manik, Ka Gaib Tangise Gambar Jagad dari tangan Prabu Koloboyo Kurdho (Raja Buaya). Dengan Mustika berada di tangannya satria Ontorejo segera menyerahkannya kepada Orabu Amiluhur Jayakarto sebagai tanda ia telah memenangkan sayembara.
Sementara Bomanarakasura mendengar berita kalau sayembara telah dimenangkan oleh Ontorejo, dia sangat marah dan murka serta gusar. Bahkan Bomanarakasura memiliki niat untuk merebut Mustika dari tangan Ontorejo, agar supaya misinya berhasil, Bomanarakasura merubah wujudnya menjadi Ontorejo palsu. Bahkan sempat terjadi pertempuran yang sangat dasyat, mereka sama sama sakti, bahkan Bomanarakasura memiliki aji Pancasona, keistimewaan ajian ini adalah tidak akan bisa mati selama tubuhnya masih bisa menyentuh tanah.
Ontorejo juga sangat sakti karena mendapat perlindungan dari ibunya yang mempunyai Pusaka Mustika Bumi. Pusaka tersebut memiliki khasiat dapat menghidupkan kembali orang mati sebelum takdir. Begitu pula dengan Bomanarakasura yang juga mendapat perlindungan dari ibunya, Dewi Pertiwi yang memiliki pusaka Cangkok Wijayakusuma yang juga bisa menghidupkan orang mati sebelum takdirnya.
Sementara di tempat lain, Semar dan Kresna sedang menjalankan ritual mistik dengan melakukan perjalanan menuju Khayangan sowan kepada Shangyang Wenang. Dalam perjalanan tersebut Sang Lurah Semar memberikan petunjuk dan saran kepada Kresna. Saran dan petunjuk tersebut antara lain adalah bahwa, Kresna sebagai titisan Wisnu harus bisa memusnahkan ke angkara murkaan.
Kresna dianjurkan untuk menggunakan senjata pamungkas CAKRA, untuk menghakhiri hidup Bomanarakasura. Agar kesaktiaannya bisa dimusnahkan dan agar tubuhnya tidak bisa menyentuh bumi lagi harus dihalang halangi dengan ajian Anjang-Anjang Kencana, dengan demikian, Bomanarakusura yang awalnya sakti mandraguna akhirnya tewas. Sedang Mustika Simsing Manik, Ka Gaib Tangise Gambar Jagad (Ontarejo Kembar) berada di tangan Ontareja, kesatria utama yang akan mempergunakan Mustika tersebut untuk kemakmuran bangsa.
Dalang Nasional KRT.Gunarto Gunatalijendro.SH.MM dalam setiap aksinya sangat terkenal lantaran mampu memainkan gerakan salto para tokoh tokoh wayang kulit yang dimainkannya. Sehingga dalang duta budaya Jepang dan Eropa ini mendapat julukan sebagai “dalang salto”. Sungguh sangat menarik guys….ayoo kita tunggu tanggal mainnya dan kita saksikan bersama keluarga kita sampai tancap kayon….Anda semua pecinta seni budaya wayang kulit cukup klik channel youtube Andikamultiamedia News dan Gatot Jatayu Channel…pastiii seruuu bangettt ya.. guys….