“Sang Dalang Salto” Mbabar Lakon: Wahyu Cakraningrat di Pekan Wayang Jawa Timur

“Sang Dalang Salto” Mbabar Lakon: Wahyu Cakraningrat di Pekan Wayang Jawa Timur

Pagelaran seni budaya wayang kulit akan ditampilkan oleh “Sang Dalang Salto” atau dalang Internasional duta budaya Eropa, Jepang dan Amerika, yakni KRT.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM. Pagelaran kali ini dilaksanak dalam rangka untuk menyambut datangnya Pekan Wayang Jawa Timur.

Pementasan seni budaya adiluhung wayang kulit ini akan mengambil cerita atau lakon “Wahyu Cakraningrat” dan akan dilaksanakan pementasannya pada hari Minggu 5 November 2023, mulai pukul 20.00 WIB s/d selesai, bertempat di UPT.Taman Budaya Jawa Timur,Jl.Genteng Kali No.85. Kel.Genteng,Surabaya,Jawa Timur.

KRT.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM

Tentunya pagelaran wayang kulit kali ini akan mendapatkan respon yang positif dari masyarakat. Hal tersebut lantaran cerita atau lakon yang akan diusung oleh dalang peraih penghargaan prestisius Datuk Manggala Budaya Sastra Diraja tersebut banyak di ditunggu dan digandrungi oleh masyarakat pecinta seni budaya wayang kulit, baik yang berada dalam maupun di luar negeri.

“Seni budaya wayang kulit wajib dan harus tetap kita sengkuyung kelestariannnya, agar supaya tidak punah di telan zaman yang  serba modern ini dan tetap dapat di nikmati oleh para regenerasi kita nanti. Saya sangat bersemangat untuk menduniakan seni budaya wayang kulit warisan leluhur bangsa kita yang sangat berharga ini, kata  KRT.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM.

KRT.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM saat bersama dengan Penari Prawiroyudo

Sekilas lakon Wahyu Cakraningrat: Suatu hari di kerajaan Astinapura, Prabu Duryudana sedang memimpin persidangan. Persidangan tersebut di hadiri oleh Danghyang Druno, Adipati Karno, Patih Sengkuni serta para saudaranya Kurawa. Dalam pertemuan tersebut Prabu Duryudana membicarakan tentang mimpinya, bahwa Dewata akan menurunkan Wahyu Cakraningrat.

Danghyang Durno rupanya juga telah bermimpi, dalam mimpinya tersebut bahwa Wahyu Cakraningrat akan di turunkan oleh Dewata di hutan Krendayana. Barang siapa yang bisa memperoleh wahyu terebut nantinya akan menurunkan raja-raja di Tanah Jawa. Kendati demikian, berdasarkan di mimpinya  Wahyu Cakraningrat hanya di peruntukkan bagi para pangeran saja.

KRT.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM Bersama Para Sentana Kraton Surakarta

Mendengar penuturan Danghyang Durno, Prabu Duryudana nampaknya sangat kaget zekali. Apabila demikian, berarti yang bertugas untuk menjembut Wahyu Cakraningrat tiada lain adalah putranya sendiri, yakni Raden Lesmana Mandrakumara. Lalu apakah putranya mampu untuk menjalankan ritual di hutan Krendayana untuk memperoleh Wahyu Cakraningrat? Mengingat bahwa Raden Lesmana Mandrakumara adalah seorang pangeran yang tata kehidupannya sangat manja.

KRT.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro.SH.MM bersama dengan pesinden asal Negeri Hongaria

Dengan hal tersebut Prabu Duryudana akhirnya menugaskan kepada Danghyang Durno untuk membimbing Raden Lesmana Mandrakumara dalam menjalankan ritual di hutan Krendayana yang misi visinya adalah untuk menjemput Wahyu Cakraningrat.

Selain putra mahkota Astinapura, nampaknya Raden Samba Wisnubrata, putra Prabu Kresna juga ingin mendapatkan Wahyu Cakraningrat dan segera berangkat ke hutan Krendayana. Raden Samba Wisnubrata tanpa pamit telah pergi dari negeri Dwarawati. Rupanya kepergiannya lantaran ada kekecewaan terhadap ayahandanya. Ayahandanya pernah menyampaikan bahwa batara akan segera menununkan Wahyu Cakraningrat di hutan Krendayana.

Penonton yang menyaksikan kiprah “Sang Dalang Salto” selalu membludag

Tetapi ayahandanya sangat ragu dengan anak kandungnya sendiri dan ayahandanya justru akan pergi ke Kesatrian Plangkawati untuk menyampaikan khabar ini kepada Raden Abimanyu, dan di sarankan untuk pergi ke hutan Krendayana untuk ikut menjemput Wahyu Cakraningrat.

Mendengar saran dari Prabu Kresna, akhirnya Raden Abimayu berangkat untuk menjalankan ritual ke hutan Krendayana guna mendapatkan Wahyu Cakraningrat. Diyakini oleh Raden Abimanyu, bahwa siapa yang memperoleh Wahyu Cakraningrat, nantinya mereka akan menurunkan trah raja-raja di Tanah Jawa. Dalam perjalannnya Raden Abimayu di temani oleh para punakawan atau abdi setianya yakni,Kyai Semar, Nala Gareng, Petruk dan Bagong.

Aksi para pesinden yang banyak memukau para penonton

Sementara di Kahyangan Jonggringsalaka, nampak Batara Guru sedang menerima tamu istimewa yakni Batara Narada beserta Wahyu Cakraningrat dan Wahyu Widayat. Wahyu Cakraningrat berwujud seorang pria, sementara Wahyu Widayat berwujud seorang perempuan. Batara Guru memberikan perintah kepada mereka berdua segera turun ke madyapadha (dunia manusia), sebab sudah waktunya bagi mereka berdua untuk turun dan bersemayam ke dalam tubuh seorang pangeran dan putri yang berjodoh dan kelak akan menurunkan seorang raja-raja.

Penonton selalu membludag

Di sampaikan oleh Batara Guru, bahwa di hutan Krendayana telah ada tiga pangeran yang sedang menjalankan laku ritual guna mendapatkan Wahyu Cakraningrat, Raden Lesmana Mandrakumara, Raden Samba Wisnubrata dan Raden Abimanyu. Mereka bertiga mennjalankan ritualnya di tempat yang terpisah. Sebelum masuk ke dalam tubuh mereka bertiga, saran Batara Guru, hendaknya Wahyu Cakraningrat dan wahyu Widayat harus terlebih dahulu wajib menguji agar bisa menentukan di tubuh siapa yang paling cocok untuk  bersemayamnya. Kedua Wahyu tersebut sangat mematuhi saran Batara Guru, akhirnya mereka berdua berangkat menuju hutan Krendayana.

Nah…sesampainya di hutan Krendayana, kedua Wahyu tersebut langsung menguji ketiga pangeran yang berniat ingin mendapatkan Wahyu Cakraningrat tersebut. Berbagai bentuk ujian  dilakukan oleh kedua Wahyu tersebut kepada ketiga pangeran itu.

Sinden dari Hongaria Agnes Servozo Ikut Memeriahkan Pagelaran Wayang Kulit “Sang Dalang Salto”

Setelah melalui berbagai macam ujian yang dilakukan oleh kedua Wahyu itu, akhirnya yang berhasil mendapatkan wahyu Cakraningrat adalah Raden Abimanyu. Sementara Kyai Semar menasehati kalau ujian ini belum selesai. Kendati Wahyu Cakraningrat telah bersemayam dalam diri Raden Abimanyu, tuannya itu tidak boleh lengah selama empat puluh hari sebab akan muncul ujian-ujian lain yang datangnya tidak bisa kita prediksi

Sementara di tempat lain, Batara Narada menyampaikan bahwa Dewi Siti Sundari telah ditakdirkan menjadi mandul. Berdasarkan ramalan Dewata, Raden Abimanyu nanti bakal menikah lagi dengan Dewi Utari dari kerajaan Wirata, putri Prabu Matsyapati. Nah…alangkah baiknya agar supaya Wahyu Widayat bersemayam ke dalam tubuh Dewi Utari.

KRT.Ki.H.Gunarto Gunotalijendro bersama Para Penari Prawiroyudo

Raden Abimanyu sangat berterima kasih kepada Prabu Kresna, dan ia menceritakan bahwa Wahyu Cakraningrat telah manjing (bersemayam) di dalam tubuhnya. Prabu Kresna bersyukur mendengar khabar tersebut, ini semua juga berkat arahan dan bimbingan dari Kyai Semar, punakawan dan Raden Gathotkaca. Kemudian semuanya lalu kembali ke kerajaan Amarta, guna memberitahukan hal tersebut kepada Prabu Puntadewa.

Penonton Kiprah “Sang Dalang Salto” Selalu Membludag

Sungguh kisah lakon seni budaya wayang kulit yang sangat spektakuler, menarik untuk kita simak dan saksikan bersama saudara dan keluarga kita sampai tancap kayon. Ayoo kita tunggu tanggal mainnya guys…langsung ke arena panggung pagelarannya. Sementara yang belum sempat hadir tidaklah usah khawatir, sebab pagelaran oleh dalang sejuta prestasi ini juga akan disiarkan secara langsung melalui Channel Youtube Andima Multimedia New & Gatot Jatayu New. Selamat menyaksikan.

 

 

.